Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Tradisi Memberi Kado di Hari Natal, Ada sejak Zaman Romawi

Perayaan hari Natal juga identik dengan tradisi saling bertukar kado bersama teman, keluarga, maupun orang-orang terdekat lainnya.

Meski tradisi ini sudah semakin modern seiring berjalannya waktu, namun sejarah bertukar kado ternyata sudah ada sejak zaman dulu, lebih tepatnya pada zaman Romawi.

Nah, untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut penjelasan mengenai sejarah tradisi bertukar hadiah di hari Natal dari dulu hingga sekarang yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

Awal mula tradisi memberi hadiah di Hari Natal

Memberi hadiah awalnya dimulai saat festival Saturnalia yang dilakukan oleh bangsa Romawi untuk penyembahan dewa Saturnus.

Bangsa Romawi biasanya memberikan berbagai hadiah sederhana pada festival yang berlangsung tanggal 17-23 Desember tersebut.

Sampai akhirnya, pada awal abad ke-4 M, kebiasaan bangsa Romawi dalam memberi hadiah dikaitkan dengan orang Majus dalam Alkitab yang juga memberikan hadiah kepada bayi Yesus.

Ada pun orang Majus itu memberikan hadiah emas, kemenyan, dan mur kepada Yesus pada tanggal 6 Januari, yang sekarang dirayakan sebagai hari raya Epifani, atau disebut sebagai Hari Tiga Raja.

Para penulis di abad ke-4 M, seperti Egeria dan Ammianus Marcellinus, pun menggambarkan peristiwa tersebut sebagai inspirasi tradisi bertukar hadiah di hari Natal.

Sosok Sinterklas sang pemberi hadiah

Dalam sejarah tradisi memberikan hadiah di hari Natal, kisah mengenai sosok Sinterklas atau Santau Claus mungkin menjadi yang paling terkenal.

Sebab, Sinterklas diketahui sebagai sosok yang sering memberikan hadiah secara sembunyi-sembunyi dari rumah ke rumah.

Pada abad ke-13, banyak biarawati Prancis yang membuat dan memberikan hadiah kepada yang membutuhkan pada malam St. Nicholas.

Namun pada abad ke-18, pemberian hadiah menjadi tradisi utama dari perayaan Natal.

Tradisi di era Victoria

Berlanjut ke era Victoria (1837-1901), orang-orang mulai membawa kehangatan dan semangat pada hari Natal dengan membuat perayaan ini lebih banyak tentang keluarga.

Banyak orangtua yang mulai merayakan hari Natal dengan memberikan hadiah pada anak-anak mereka melalui berbagai macam permainan.

Salah satu permainannya adalah cobweb party.

Di mana, setiap anggota keluarga diberi warna, kemudian ditunjukkan ke sebuah ruangan yang disilang dengan berbagai warna benang.

Tugasnya adalah memilih warna yang kita inginkan, lalu mengikutinya untuk menemukan di mana hadiah berada.

Bagi orang-orang dalam periode ini, memberikan hadiah juga menggambarkan ekspresi kebaikan dan kegembiraan perayaan hari Natal.

Iklan Natal telah ada di surat kabar sejak tahun 1820 dan Sinterklas juga telah muncul di toko-toko sejak tahun 1840.

Pada tahun 1867, department store Macy's di New York memutuskan untuk tetap buka sampai tengah malam pada Malam Natal untuk memungkinkan para konsumen melakukan pembelian hadiah Natal di menit-menit terakhir.

Banyak yang berpendapat bahwa Natal akan sangat berbeda tanpa banyaknya iklan dan tempat untuk membeli hadiah bagi orang yang mereka cintai.

Kendati demikian, sebagian besar orangtua dari anak-anak kecil tidak mau menghilangkan sama sekali apa yang disebut sebagai Natal "komersial" itu.

Dan tradisi bertukar hadiah pun semakin meluas, tidak hanya dari orangtua ke anak, melainkan juga dari teman ke teman, atau saudara-saudara dan lainnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/12/25/080000920/sejarah-tradisi-memberi-kado-di-hari-natal-ada-sejak-zaman-romawi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke