Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mau Hilangkan Kesan Arogan dan Insecure? Hindari 10 Kalimat Ini

Sayangnya, alih-alih membuat orang lain terkesan, kita justru terdengar arogan apabila salah memilih kalimat.

Menurut Kathy Petras dan Ross Petras, pakar komunikasi dan pembawa acara podcast "You're Saying It Wrong", arogansi bisa berasal dari rasa tidak aman atau insecure yang tergambar di kata-kata kita.

Mereka menyarankan untuk membuang 10 frasa berikut jika kita ingin terkesan lebih percaya diri, tidak arogan dan merasa insecure:

1. "Saya tidak bermaksud menyombongkan diri, tapi…"

Jika kita memang tidak bermaksud menyombongkan diri, maka jangan lakukan itu.

Individu yang membuat pernyataan dengan kalimat ini secara otomatis memberi isyarat bahwa mereka akan menyombongkan diri.

Selain itu, menyombongkan diri adalah salah satu ciri perilaku narsistik.

2. "Saya sudah tahu itu..." atau "bukankah semua orang tahu itu?"

Kita mungkin berpikir kalimat seperti ini membuat kita terkesan pintar, namun sebenarnya terdengar meremehkan dan arogan.

Ucapan "terima kasih" atau "ya" adalah cara yang lebih baik untuk menanggapi penjelasan seseorang.

3. "Saya relatif yakin bahwa…"

Tidak ada salahnya memastikan sesuatu, tetapi jangan berlebihan. Apalagi jika kita sebenarnya tidak yakin.

Studi menunjukkan, narsisis jarang menggunakan kata-kata seperti "mungkin" atau "menduga".

Merasa percaya diri dengan mengatakan bahwa kita tidak mengetahui sesuatu adalah cara yang lebih baik.

Ini akan membuat orang lain merasa diberdayakan untuk menjelaskan berbagai hal kepada kita.

Kalimat ini bisa langsung memicu permusuhan. Secara terang-terangan, kita menunjukkan akan mengatakan sesuatu yang bisa menyinggung perasaan seseorang.

Melalui kalimat tersebut, kita berpikir kita memiliki wewenang untuk mengkritik orang lain.

5. Terlalu sering menggunakan "aku" atau "saya"

Saat orang mendengar banyak kata "aku" dan "saya", ada kemungkinan mereka menganggap kita egois atau narsistik.

Studi menunjukkan, orang merasa lebih positif terhadap orang lain yang menggunakan kata inklusif seperti "kami" dan "tim kami".

Saat menulis email atau pesan teks, cek berapa banyak kalimat yang dimulai dengan kata "saya". Bisa jadi, kata tersebut lebih banyak dari bayangan kita.

6. "Oh, saya hanya bercanda!"

Kalimat ini adalah cara pasif-agresif untuk menunjukkan kita merasa lebih tahu.

Saat melanjutkan komentar atau kritik dengan kata "bercanda", kita tidak bisa membodohi siapa pun namun justru menghina orang lain.

Lebih baik tidak mengatakan apa pun yang bisa ditertawakan sejak awal.

Jika ingin berbagi informasi, bagikan saja tanpa mengucapkan kalimat yang menjengkelkan.

8. "Saya heran kamu mengalami masalah dengan ini. Ini sangat mudah!"

Boleh saja terkejut mengetahui seseorang tidak dapat melakukan atau memahami sesuatu yang menurut kita sangat mudah.

Namun, mengatakannya dengan lantang hanya membuat kita terdengar seperti orang yang arogan.

9. "Kamu tidak mengerti."

Beberapa orang menggunakan kalimat ini ketika mereka menguraikan ide atau rencana dan lawan bicara mengatakan bahwa ide itu tidak akan berhasil atau tidak bagus.

Studi menunjukkan, narsisis jarang mengakui ide mereka mungkin bukan hal yang tepat untuk dilakukan.

Pernyataan semacam "kamu tidak mengerti" dapat membuat orang curiga, mungkin kita adalah salah satunya.

10. "Jika aku jadi kamu, aku akan…."

Kalimat ini merupakan bentuk lain dari "saya tahu yang terbaik", yang dapat membuat kita terlihat sombong.

Jika ingin memberi saran, ucapkan kalimat yang mendukung, bukan menghakimi.

Kalimat seperti "sudahkah kamu mencoba?" atau "bagaimana dengan ini?" jauh lebih baik.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/12/27/144204320/mau-hilangkan-kesan-arogan-dan-insecure-hindari-10-kalimat-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke