Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Etiket Chatting di Dunia Kerja, Awas Jangan Sampai Kebablasan!

KOMPAS.com - Etika chatting atau saling berkirim pesan di dunia kerja setidaknya perlu kita bedakan.

Sebab ada beberapa hal yang penting untuk kita perhatikan demi mempertahankan citra baik atau meningkatkan profesionalitas dalam bekerja.

Apa pun jenis pekerjaannya, etiket chatting itu penting karena komunikasi kerap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari urusan pekerjaan.

Maka dari itu, usahakan jangan sampai kebablasan saat berkirim pesan baik saat chatting dengan atasan, rekan kerja, bawahan, hingga pekerja dari desk lainnya.

Dinamika di dalam pekerjaan akan tumbuh seiring alur dan kualitas komunikasi yang terjalin di antara para pekerja, termasuk saat chatting.

Namun seseorang harus memastikan bahwa peran kita untuk pekerjaan tetap berkaitan dengan profesionalisme.

Sehingga ada beberapa etiket chatting di dunia kerja yang perlu dijaga, agar tidak memperburuk kualitas komunikasi, menyinggung, atau bahkan memperburuk suasana kantor.

Melansir laman CBT Nuggets, berikut delapan etiket chatting di dunia kerja yang perlu diketahui.

1. Tidak melibatkan urusan pribadi

Di dunia kerja, sebaiknya hindari obrolan apapun yang melibatkan urusan pribadi.

Dengan kata lain, hindari mengatakan apapun yang sebenarnya tidak ingin didengar oleh atasan atau rekan kerja yang lain.

Kecuali jika kita ingin meminta izin untuk tidak masuk kerja karena ada urusan penting yang harus diselesaikan.

Itu pun kita harus pintar memilah-milah kata agar terlihat lebih profesional.

2. Hindari kata-kata kasar

Sekalipun kita sudah akrab dengan rekan kerja, tapi saat membicarakan urusan pekerjaan hindari kata-kata kasar.

Utamakan tata krama dasar dengan menyapa, mengucapkan kata "tolong" dan "terima kasih".

3. Lebih baik chat personal daripada ke grup kantor

Jika ada urusan penting untuk diselesaikan dengan satu orang, lebih baik menggunakan chat personal daripada langsung meluncur ke grup kantor.

Sebab ada kemungkinan tim lain akan merasa terganggu dan kebingungan dengan obrolan yang seharusnya bisa dilakukan secara personal.

4. Membalas dengan cepat

Ingatlah bahwa urusan pekerjaan sangat melibatkan sisi profesionalisme kita.

Sebaiknya kita dapat merespons alur komunikasi dengan cepat untuk menghindari salah persepsi atau tidak membuat orang lain menunggu lama untuk menyelesaikan tugasnya.

Jika memang sedang berhalangan untuk membalasnya langsung, tidak ada salahnya untuk mengubah status chat personal menjadi "sedang di jalan" atau meminta mereka untuk menghubungi kita dengan cara lain.

Entah bisa menggunakan email, chat personal atau telepon jika memang urusannya penting.

5. Hindari obrolan di luar konteks

Di dunia kerja, khususnya di grup kantor usahakan untuk menghindari obrolan di luar konteks atau topik yang sedang di bahas.

Sebab, obrolan yang kelewat batas atau terlalu melenceng dari topik pembicaraan kemungkinan bisa menganggu pekerjaan orang lain.

Bisa jadi dengan notifikasi tidak penting yang diterima banyak orang di grup kantor bisa menghambat produktivitas mereka.

6. Perhatikan ejaan, format penulisan dan mekanisme lainnya

Saat chatting dengan orang kantor, lebih baik hindari penggunaan istilah yang tidak familiar hingga singkatan yang tidak jelas maknanya.

Sebaliknya, gunakanlah kata-kata yang mudah dimengerti seperti kalimat lengkap dengan ejaan yang benar dan lain sebagainya.

Ini merupakan satu hal penting untuk mencegah mispersepsi di antara kita dan rekan kerja yang lain.

7. Akhiri obrolan dengan tepat

Saat chatting dengan rekan kerja, atasan, atau bawahan, hindari obrolan yang menggantung.

Sebab hal itu bisa membuat orang kebingungan harus melanjutkan dengan kata-kata yang seperti apa atau bahkan kesulitan dalam menyelesaikan tugas mereka.

Ketahuilah bahwa lawan bicara berhak untuk mengetahui kalau pembicaraan yang sedang dibahas sudah berakhir.

Kata-kata seperti terima kasih, "oke pak/bu" hingga "noted" mungkin bisa menjadi pilihan terakhir untuk mengakhiri obrolan. 

Atau bisa juga mengatakan kalau kita izin pamit undur diri dari obrolan itu dengan kata-kata ingin melanjutkan pekerjaan yang harus diselesaikan. 

8. Sesuaikan dengan alur atau budaya kantor

Terutama bagi karyawan baru, memahami budaya kantor yang berlaku juga dapat membantu kita memulai obrolan yang membangun sisi profesionalisme.

Ketahuilah standar yang berlaku dalam obrolan, batasan-batasan atau bahkan topik pembicaraan yang dilarang.

Tentunya hal itu tergantung dari kebiasaan yang muncul di kolom chat grup kantor dalam keseharian, hingga kepribadian atasan dalam membentuk budaya di kantor dan membuka alur berkomunikasi.

Obrolan di dunia kerja bisa saja menyenangkan, produktif atau bahkan membuat kita frustasi dan tidak bergairah.

Tapi setidaknya, dengan memerhatikan beberapa etiket chatting di dunia kerja seperti di atas, hal itu dapat membantu kita untuk tetap profesional.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/01/13/180000620/8-etiket-chatting-di-dunia-kerja-awas-jangan-sampai-kebablasan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke