Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Perlu Gengsi, Ini Pentingnya Orangtua Minta Maaf ke Anak

Ini bisa disebabkan karena orangtua gengsi atau memiliki power sebagai orang yang lebih tua sehingga merasa tetap harus dihormati meskipun berbuat salah.

Padahal, ketika orangtua meminta maaf kepada anak karena telah berbuat salah, itu bisa mengajarkan kebiasaan parenting yang lebih positif pada anak.

Di mana, anak juga bisa belajar untuk langsung meminta maaf jika berbuat kesalahan pada orang lain seperti yang telah dicontohkan oleh orangtua di rumah.

Jadi, ketika orangtua membiasakan diri untuk langsung meminta maaf kepada anak saat ada kesalahan, itu bisa mendorong anak melakukan hal yang sama.

Pentingnya orangtua meminta maaf kepada anak

Menurut seorang psikolog klinis di Virginia, Patrice Berry, mempelajari bagaimana dan kapan harus meminta maaf adalah keterampilan hidup penting yang dibutuhkan semua anak untuk berhasil menavigasi hubungan di masa depan.

Proses ini bisa memakan waktu.

Ketika orangtua mencontohkan permintaan maaf kepada anak, mereka juga memberi naskah yang digunakan untuk permintaan maaf mereka sendiri.

Memberi tahu anak-anak bahwa kita menyesal tidak hanya meningkatkan hubungan orangtua dengan anak, tetapi juga meningkatkan semua hubungan secara keseluruhan.

Tindakan meminta juga maaf mendidik anak tentang fakta bahwa setiap orang pasti akan membuat kesalahan.

"Kita bertanggung jawab atas dampak dari perbuatan kita," kata Berry seperti dikutip dari Yahoo Life.

"Apakah kita menyakiti seseorang — sengaja atau tidak sengaja — anak kita perlu melihat kita meminta maaf."

"Sering kali orang gagal untuk menebus kesalahan ketika ada miskomunikasi atau mereka memiliki niat baik. Dampak dari tindakan kita itu penting," jelas dia.

Sementara itu, seorang psikolog anak di Raleigh, N.C, Emily W. King mengungkapkan, meminta maaf juga membuat anak kita tahu bahwa tidak apa-apa untuk membuat kesalahan.

Dalam buletin Substack-nya, Learn With Dr. Emily, dia melatih orangtua melalui berbagai topik perkembangan, seperti mencontohkan perilaku positif dan regulasi emosional untuk anak.

"Jika kita memberi kesan kepada anak bahwa setiap orang melakukan hal yang terbaik untuk pertama kalinya, kita secara keliru menetapkan standar yang terlalu tinggi," terang King.

"Ketika kita kehilangan kesabaran dan menyakiti anak kita dengan sengaja, atau membuat kesalahan yang berdampak negatif pada mereka, itu adalah kesempatan sempurna untuk menunjukkan kepada mereka bahwa kita juga manusia."

"Kita perlu menunjukkan kepada anak bagaimana menjadi rentan dan mengakui bahwa menjadi 'benar' tidak sepenting menjadi jujur dan otentik," tambah dia.

Bagaimana cara meminta maaf kepada anak

Tampaknya cukup jelas bahwa meminta maaf kepada anak kita adalah praktik yang baik, tetapi bertindak atas praktik itu bisa lebih sulit.

Selain itu, sulit bagi kebanyakan orang dewasa (dan anak-anak) untuk mengakui tindakan mereka ketika mereka salah.

Reaksi fisik yang umumnya dimiliki orangtua (dan juga anak-anak) saat berbuat salah adalah menghindari kontak mata dan menarik diri.

Kuncinya adalah melakukan percakapan timbal balik alih-alih hanya berbicara pada anak.

"Penting untuk pertama-tama mendengarkan perspektif anak kita," kata Berry.

Dia menggunakan contoh meminta maaf kepada anak karena terlambat menjemput di suatu kegiatan.

Sebagai orangtua, kita bisa mengatakan, "Jika kamu siap untuk berbicara, saya siap untuk mendengar tentang bagaimana perasaan kamu saat saya datang terlambat."

Validasi perasaan yang anak bagikan saat kecewa karena kita terlambat datang menjemputnya.

King juga menambahkan bahwa penting bagi orangtua untuk memiliki sikapnya sendiri tanpa menyalahkan anak.

Sebagai contoh, jika kita kehilangan kesabaran, maka kita perlu menanggungnya sendiri.

"Jangan salahkan anak karena disregulasi emosi kita," tuturnya.

"Misalnya, [dengan mengatakan] 'Maafkan saya telah membentakmu, tapi kamu tidak mau berhenti membuat suara itu! Kamu sudah dewasa dan kamu bisa pergi," terang dia.

Hal ini membuat anak-anak kita mampu memberikan permintaan maaf yang berkualitas tanpa melimpahkan kesalahan kepada orang lain.

Seiring berjalannya waktu, permintaan maaf yang sering dilakukan dan jujur kepada anak akan menciptakan permintaan maaf mereka juga.

Ketika terjadi situasi yang membuat anak kita harus meminta maaf, penting untuk mengetahui latar belakang, serta keadaan emosinya.

"Sama seperti saya tidak memaksa anak saya untuk tampil sesuai perintah orang dewasa yang meminta tanggapannya, kita tidak boleh memaksa anak kita untuk meminta maaf sebelum mereka merasa siap," ujar King.

"Tunggulah sampai percikan emosi mereda pada hari itu atau bahkan keesokan paginya."

"Kemudian, duduklah bersama anak dan menggunakan pemecahan masalah secara kolaboratif," saran dia.

Sama seperti yang kita contohkan kepada anak selama permintaan maaf, bagikan bagaimana tindakan mereka membuat kita merasa dan mengapa itu menyakiti kita.

Anak kita mungkin akan kesulitan dan menghindari kontak mata atau merasa tidak yakin tentang bagaimana harus bertindak.

Itu tidak apa-apa. Beri mereka waktu dan ruang yang dibutuhkan untuk meminta maaf secara otentik daripada memaksanya.

Langkah-langkah yang harus diambil setelah permintaan maaf

Entah kita meminta maaf kepada anak atau membimbing mereka tentang cara meminta maaf kepada orang lain, sangat penting membuat rencana untuk masa depan.

Berry mengatakan, penting untuk menguraikan rencana kita kepada anak untuk mengurangi kemungkinan terulangnya kesalahan kita dan membantu mereka membuat rencana yang sama untuk diri mereka sendiri.

Misalnya, dalam kasus penjemputan sekolah yang terlambat, kita tidak dapat menjamin kita tidak akan pernah terlambat lagi.

Ada kemacetan lalu lintas, ban kempes, dan cuaca yang tidak dapat diprediksi.

Namun, kita bisa merencanakan untuk menelepon sekolah ketika terlambat sehingga anak tidak khawatir.

Untuk kejadian-kejadian di mana kita kehilangan kesabaran, King menyarankan untuk membuat rencana bagi anak untuk mengatur emosi kita.

"Lain kali jika saya merasa kewalahan, saya akan melangkah keluar di teras dan mengambil beberapa napas dan kemudian kita bisa mengatasinya bersama. Bagaimana menurut kamu?"

Ini bukan hanya memodelkan rencana tindakan setelah permintaan maaf, tetapi juga memodelkan cara mengambil ruang dan mengatur ulang emosi pribadi kita.

Meskipun mungkin terasa sulit untuk meminta maaf kepada anak kita dan mengakui kesalahan kita, ini adalah pekerjaan pengasuhan anak yang penting.

Tidak hanya memperkuat hubungan orangtua dan anak, hal ini juga membantu membangun hubungan yang sehat anak dengan orang lain di masa depan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/01/16/180347120/tak-perlu-gengsi-ini-pentingnya-orangtua-minta-maaf-ke-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke