Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Fakta Penting Campak, Orangtua Perlu Tahu

Kementeriaan Kesehatan mencatat ada 53 Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di 34 kabupaten/kota di 12 provinsi seluruh Indonesia.

Kemunculan kembali penyakit ini diduga karena rendahnya imuninasi campak selama pandemi Covid-19 yang lalu.

Biasanya setiap anak mendapatkan perlindungan optimal dengan vaksinasi sehingga campak jarang dijumpai selama beberapa tahun belakangan.

Fakta campak yang perlu dipahami orangtua

Minimnya kasus campak yang terjadi selama beberapa waktu membuat wawasan publik soal penyakit ini juga sangat terbatas.

Banyak pula yang menyamakannya campak dengan roseola, infeksi virus ringan tanpa komplikasi namun menular.

Padahal campak jauh lebih berbahaya karena risiko komplikasi pada penderitanya termasuk pneumonia, gangguan pendengaran, dll.

Agar para orangtua bisa melindungi buah hatinya dengan maksimal, ada baiknya mengetahui beberapa fakta berikut ini.

Keluhan tersebut mungkin tergolong biasa bagi anak-anak namun campak sama sekali tidak boleh diremehkan.

"Campak adalah penyakit berbahaya yang memiliki kapasitas untuk menyebabkan pneumonia, infeksi otak dan dapat menghapus aspek sistem kekebalan tubuh seseorang," kata Dr. Amesh Adalja, pakar medis senior di Johns Hopkins Center for Health Security, AS.

Lebih khusus lagi, infeksi campak dapat merusak sistem kekebalan tubuh seseorang dengan memusnahkan hingga 73 persen antibodi yang sudah ada sebelumnya untuk penyakit lain, termasuk influenza.

"Virus ini juga sangat menular - bahkan lebih menular daripada COVID," kata Dr. Thomas Russo, kepala penyakit menular di University at Buffalo di New York.

Danelle Fisher, ketua pediatri di California's Providence Saint John's Health Center, mengatakan virus campak masih dapat membuat seseorang sakit hingga dua jam setelah penderitanya meninggalkan ruangan.

"Ini sangat, sangat menular," katanya.

Bagaimana penularannya?

Penularan campak hampir mirip denga Covid-19 yakni melalui kontak langsung dengan tetesan infeksi atau partikel pernapasan yang masuk ke udara ketika orang yang terinfeksi bernapas, batuk atau bersin.

Virus campak juga bisa bertahan di udara selama dua jam bahkan setelah pembawanya meninggalkan lokasi.

Pusat Pengendalian Kesehatan di AS, CDC, menyatakan jika orang bisa tertular campak karena menyentuh permukaan yang terinfeksi dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulutnya.

Penyakit ini sangat menular sehingga jika seseorang mengidapnya maka 90 persen orang di sekitarnya yang tidak kebal terhadap virus juga akan terinfeksi.

Pada tahap pertama, seorang anak biasanya akan mengalami gejala-gejala berikut:

  • Demam tinggi.
  • Batuk.
  • Pilek.
  • Mata merah dan berair.

"Biasanya, Anda mengalami gejala seperti flu ini terlebih dahulu," kata Fisher.

Setelah itu, pasien mungkin mengalami bintik putih kecil (disebut bintik Koplik) di dalam mulut.

Dalam waktu 3-5 hari setelah gejalanya muncul maka ruam akan menyusul, dimulai dari bintik merah datar yang muncul di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Campak juga dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia dan pembengkakan otak sehingga perlu mendapatkan penanganan segera.

Cara mencegah

Pencegahan utama penyakit campak yakni dengan pemberian vaksin untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.

CDC merekomendasikan agar anak-anak mendapatkan dosis pertama vaksin saat berusia 12-15 bulan dan dosis kedua saat berusia 4-6 tahun.

Satu dosis vaksin efektif mencegah campak sekitar 93 persen, sementara efektivitas dosis kedua mencapai 97 persen.

Herd immunity menjadi cara terbaik untuk melindungi orang yang tidak divaksinasi, belum divaksinasi, memiliki sistem imun lemah atau tidak akan memiliki respons optimal terhadap vaksin campak.

"Satu-satunya cara perlindungan adalah vaksin," tandas Fisher.

Cara pengobatan

Tidak ada pengobatan khusus untuk campak yang terbukti efektif menyembuhkna. 

Namun Russo mengatakan anak-anak yang terinfeksi dapat diberikan acetaminophen atau ibuprofen untuk sakit, nyeri atau demam, dan didorong untuk minum banyak cairan.

"Kami benar-benar tidak memiliki banyak cara perawatan," katanya.

"Kunci campak adalah pencegahan."

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/01/18/171616820/5-fakta-penting-campak-orangtua-perlu-tahu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke