Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kegelisahan Daniel Kho dalam Pameran 'Owalah' di Bentara Budaya

KOMPAS.com - Kata "oalah" tentu sering kita dengar dalam percakapan dan pergaulan sehari-hari.

Bertahun-tahun lamanya, kata oalah digunakan sebagai bahasa slang oleh beragam usia.

Seseorang biasanya mengucapkan oalah dengan huruf "A" yang panjang, disertai ekspresi sedikit terkejut.

Kata "oalah" ini pernah viral di tahun 2021 karena tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Padahal, kata tersebut sudah terdaftar dalam KBBI sejak tahun 2016.

Ungkapan oalah bisa dianggap sebagai ajakan untuk menerima kejutan-kejutan dari dalam atau luar lingkungan secara lebih santai.

Kata ini pula yang dipilih seniman Daniel Kho untuk judul pameran karya terbarunya "Owalah" di Bentara Budaya Jakarta.

Owalah, cara pandang Daniel Kho melihat situasi dan perilaku manusia

Dalam berkarya, Daniel tak jarang menggunakan kata-kata yang nyeleneh dan cenderung meledek.

Hampir setiap judul pamerannya mengambil dari kosakata Jawa, seperti "Mboh", "Dobos" yang diadakan di Gianyar, Bali pada 2022 lalu, hingga yang terbaru "Owalah".

Makna di balik ungkapan-ungkapan tersebut menjadi dasar dari sikap Daniel dalam berkarya.

Ia cenderung sinis melihat situasi dan perilaku manusia. Baginya, manusia adalah makhluk paradoksal.

Manusia merupakan makhluk yang paling berakal, namun juga paling destruktif atau merusak di dunia, baik pada sesamanya maupun makhluk hidup lain dan lingkungan.

Hal ini dikenang Daniel dalam acara pembukaan pameran "Owalah" di Bentara Budaya Jakarta pada Kamis (19/1/2023).

"Sekitar Oktober tahun 90-an pas saya masih tinggal di Paris, bersama kawan saya dua orang Jepang, satu orang Amerika dan satu orang Polandia, kita pergi ke sungai," ujarnya mengisahkan.

"Kita duduk di sungai, bulan Oktober kan sudah musim dingin jadi suasananya berkabut. Mungkin karena kita semua sedang mabuk, kita melihat kapal datang dan isinya alien-alien."

"Mereka bertanya pada kita, 'hei manusia bumi apa kabar'. Kita sempat menjawab kabar kita jelek. Sejak manusia ada hanya saling pukul-pukul aja, perang," lanjut Daniel.

Dari situ, Daniel bersama teman-temannya pun sepakat untuk menciptakan karya yang berwarna-warni agar tetap bahagia dan waras di dunia "manusia" yang carut-marut.

"Bagi saya, karya indah berwarna-warni itu membuat bahagia. Semua orang biar bahagia enggak usah susah-susah pikir yang lain."

"Kita hidup itu udah susah kenapa harus dibuat susah dengan tema yang berat, yang ringan-ringan aja," tutur Daniel.

Lebih dari 50 karya dipamerkan

Tidak kurang dari 50 karya seni, termasuk lukisan dan kerajinan tangan ditampilkan dalam pameran "Owalah" di Bentara Budaya Jakarta.

Ilustrasi naga terlihat dalam beberapa karya yang disajikan Daniel, termasuk kriya bertajuk "Le Nogo" berukuran 180 x 200 x 60 sentimeter.

"Saya sering buat naga, karena naga itu makhluk paling bingung di dunia. Naga kan sebetulnya makhluk fiktif," kata dia.

"Kalau di Asia, naga itu dihormati sekali karena naga melambangkan kebahagiaan. Tapi di Eropa, naga adalah makhluk jahat yang harus dibunuh."

"Kisah naga itu sebenarnya membingungkan. Dan kita manusia itu seperti naga, dualisme antara bahagia dan tidak bahagia," tambahnya.

Melalui pameran ini Daniel tidak hanya berbagi kebahagiaan, namun juga berupaya mengajak masyarakat untuk merenung, mengapa manusia tidak mau saling membahagiakan dan berbagi kasih.

Ada pula satu lukisan bertajuk "Konslet" yang seolah-olah menunjukkan luapan kekesalan Daniel pada dunia.

"Dalam kehidupan ini sudah terlalu banyak masalah, jadi kekonsletan itu harus muncul sebagai saluran pengeluaran."

"Sama kaya mobil atau motor kalau enggak ada knalpotnya gimana? Nah, itu fungsinya sebagai knalpot atau pembuangan. Kita butuh itu dalam banyak situasi kehidupan," tegas Daniel.

Berlangsung selama seminggu

Kamu bisa menyaksikan pameran ini di Bentara Budaya Jakarta pada pukul 10.00-16.00 WIB setiap harinya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/01/20/051624620/kegelisahan-daniel-kho-dalam-pameran-owalah-di-bentara-budaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke