Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Seks Bikin Tidur Lebih Nyenyak? Simak Penjelasannya

Seks memengaruhi kualitas tidur kita namun istirahat malam yang didapatkan juga memengaruhi kehidupan seksual.

Studi menunjukkan bahwa orgasme, baik dari berhubungan seks dengan pasangan atau masturbasi, dapat membantu kita tidur lebih nyenyak.

Tidur lebih lama dikaitkan dengan hasrat dan gairah seksual yang lebih tinggi, dan kurang tidur dapat mengurangi perasaan ini.

Selain itu, pria yang jam kerjanya mengganggu tidur atau hidup dengan gangguan tidur tertentu mungkin berisiko lebih tinggi mengalami disfungsi ereksi.

Kaitan seks dengan tidur nyenyak

Penelitian membuktikan orgasme, yang didapatkan setelah aktivitas seksual, dapat membantu orang tertidur.

Setelah klimaks seksual, tubuh melepaskan hormon, seperti oksitosin dan prolaktin, yang meningkatkan perasaan puas dan bahagia.

Pada saat yang sama, produksi kortisol – hormon yang menginduksi kewaspadaan dan kegembiraan – menurun setelah orgasme.

Kombinasi proses hormonal ini membuat orang merasa lelah dan mudah terlelap.

Rasa ngantuk setelah orgasme hanya terjadi setelah bercinta dengan pasangan namun juga lewat masturbasi.

Meski demikian, ada segelintir orang yang malah waktu lebih lama untuk tertidur dan mengalami kualitas tidur yang lebih buruk setelah berhubungan seks dengan pasangan atau masturbasi.

Kebanyakan orang dewasa membutuhkan 7-9 jam tidur setiap malam untuk merasa segar dan cukup istirahat di pagi hari.

Tidur yang sehat juga terkait dengan suasana hati, tingkat energi, dan aspek lain yang dapat memengaruhi aktivitas seksual secara langsung atau tidak langsung.

Sementara itu, kurang tidur dapat menurunkan hasrat dan gairah seksual.

Tidur hanya satu jam lebih banyak setiap malam membuat seseorang 14 persen lebih mungkin melakukan hubungan seks dengan pasangannya keesokan harinya.

Meskipun tidur lebih lama dapat mengurangi gairah seksnya, mereka yang memiliki durasi tidur lebih lama setiap malam melaporkan tingkat gairah yang lebih tinggi daripada mereka yang memiliki durasi tidur lebih pendek.

Gangguan tidur juga dapat berdampak negatif pada aktivitas seksual.

Banyak gangguan tidur dianggap berkontribusi pada masalah saluran kemih atau kesulitan mempertahankan ereksi, yang dapat mengganggu fungsi seksual.

Gangguan ini termasuk insomnia, apnea tidur obstruktif, gangguan kerja shift, dan sindrom kaki gelisah.

Selain itu, perasaan depresi dan kecemasan yang sering terjadi setelah malam atau periode kurang tidur dapat menyebabkan disfungsi seksual.

Akan tetapi, kurang tidur tidak akan selalu menurunkan gairah seksual kita.

Sebab penelitian membuktikan jika kurang tidur jangka pendek telah dikaitkan dengan peningkatan gairah seksual namun tidak lebih mungkin untuk melakukan hubungan seks dengan pasangan.

Kurang tidur juga dapat meningkatkan perasaan tidak puas dengan kehidupan seks kita.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/01/21/210000520/benarkah-seks-bikin-tidur-lebih-nyenyak-simak-penjelasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke