Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hati-hati, Perfeksionis Bisa Jadi Penyebab Masalah Kesehatan Mental

Namun, apabila terlalu berlebihan dan tidak terkontrol, perfeksionis ternyata juga bisa menyebabkan dampak yang buruk untuk kesehatan mental kita.

"Banyak orang menganggap perfeksionis sebagai hal yang baik supaya semuanya bisa terlihat lebih sempurna," kata seorang psikolog klinis, Tara Adhisti de Thouars di acara konferensi pers Bintang Crystal Chill Museuum di M Bloc Space Jakarta, Jumat (20/1/2/23).

"Tetapi, banyak pula masalah kesehatan mental yang muncul karena perfectionism," sambung dia.

Ada pun masalah kesehatan mental yang paling sering ditimbulkan akibat menjadi perfeksionis adalah stres dan kecemasan (anxiety).

Sebab, tanpa disadari perfeksionis bisa membuat kita melakukan segala sesuatu menjadi berlebihan dan itu mungkin berada di luar kapasitas kemampuan yang kita miliki.

"Misalnya, karena kita perfeksionis, kita takut jadi orang yang gagal atau takut melakukan kesalahan. Itu bisa membuat kita over work," terangnya.

"Dampaknya over work bisa bikin kita stres, moody, dan sensitif. Bahkan secara fisik, kita bisa menjadi sangat kelelahan, badan pegal-pegal, serta sistem pencernaan yang terganggu," ujar dia.

Dan ketika sudah over terhadap sesuatu, Tara melanjutkan, kita jadi kehilangan prioritas yang lain seperti menyingkirkan kehidupan personal, atau kehilangan waktu istirahat dan berkumpul dengan orang-orang tersayang.

Untuk itu, menyeimbangkan sifat perfeksionis dengan melakukan berbagai hal yang sederhana sangat diperlukan.

Jika kita sudah merasa stres dan cemas karena menjadi perfeksionis, Tara menyarankan untuk mengambil waktu jeda atau istirahat terlebih dulu.

"Tidak melakukan apa apa, atau tidak memikirkan hal yang berat, bersantai, dan melihat pemandangan bisa jadi waktu beristirahat," ungkapnya.

"Bila kita membutuhkan bantuan orang lain, kita bisa mengajak teman ngobrol atau berkonsultasi dengan ahli psikologi," tambah dia.

Maka dari itu, Bintang Crystal Chill Museum hadir sebagai sebuah museum dengan kegiatan interaktif yang dapat membantu kita lebih chill.

Berkolaborasi dengan HALUU, award-winning experiential expert dari Indonesia, museum ini ingin mengajak pengunjung menikmati pengalaman yang seru dan menyenangkan melalui tiga ruangan utama dengan konsep immersive exhibition.

Masing-masing ruangan terinspirasi dari berbagai permasalahan yang sering dialami, khususnya bagi generasi muda, yakni Overthink, Overwork, dan Over Screentime.

Di ruangan pertama, Overthink, pengunjung akan dihadapkan dengan beberapa cuitan di media sosial yang menggambarkan overthink.

Setelah memilih cuitan yang paling relevan dengan kehidupannya sehari-hari, mereka akan mendapatkan QR Code yang bisa diakses untuk melihat rekapan motivasi yang dipersonalisasi agar kita tidak overthink dalam sehari-hari.

Sementara itu, di ruangan kedua, Overworked, suasana ruangan dibuat menyerupai ruang kerja raksasa dengan medan yang menanjak, menggambarkan kebiasaan yang sering memaksakan diri untuk bekerja terlalu over.

Setelah berhasil menanjak ruangan Overworked, pengunjung akan diingatkan untuk bersantai dengan masuk ke kolam bola yang menyenangkan dan menarik untuk diabadikan.

Di ruangan terakhir, pengunjung akan diingatkan untuk tidak Over Screentime, dan diingatkan untuk lebih mengutamakan dan menikmati pertemuan secara langsung, bukan hanya mementingkan pencitraan di media sosial.

Untuk dapat merasakan momen nge-chill, para pengunjung yang telah berusia 21 tahun ke atas dapat langsung berkunjung ke Bintang Crystal Chill Museuum yang berlokasi di M Bloc Space secara gratis mulai tanggal 21-29 Januari 2023.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/01/22/091326320/hati-hati-perfeksionis-bisa-jadi-penyebab-masalah-kesehatan-mental

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke