Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perjalanan Sarinah, Mal Tertua di Jakarta yang Kini Miliki Duty Free

Sempat ditutup sementara untuk dilakukan perbaikan besar-besaran di tahun 2020, Mal Sarinah kembali dibuka sejak Maret 2022.

Ada kisah panjang di balik Mal Sarinah yang tetap bertahan di era modern, hingga asal-usul pemberian nama "Sarinah".

Kisah Mal Sarinah

Dikutip laman resmi perusahaan, Sarinah adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang ritel yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 33 tanggal 17 Agustus 1962 dengan nama PT Department Store Indonesia.

Pembangunan mal pertama di Indonesia ini merupakan gagasan dari Bapak Proklamator Indojnesia, Presiden Soekarno untuk mewadahi kegiatan perdagangan produk dalam negeri serta mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Misi itu diwujudkan melalui pembangunan Gedung Sarinah di Jalan MH Thamrin, Jakarta yang diresmikan pada 15 Agustus 1966.

Sejak didirikan, Sarinah difokuskan untuk menjadi pusat perdagangan dan promosi barang-barang produksi dalam negeri, terutama hasil pertanian dan perindustrian rakyat.

Pada 10 April 1979, Sarinah secara resmi berganti nama menjadi PT Sarinah (Persero).

Sebelum ditutup di tahun 2020, Sarinah sudah pernah direnovasi di tahun 1990-an sebagai langkah untuk menarik lebih banyak tenant baru.

Kini, lebih dari lima dekade, Sarinah sudah melebarkan sayap dengan melahirkan sejumlah anak usaha.

Asal-usul nama Sarinah

Mungkin satu hal yang paling membuat masyarakat penasaran adalah, dari mana Presiden Soekarno memperoleh ide untuk memberikan nama "Sarinah"?

Rupanya, Sarinah diambil dari nama salah satu pengasuh Presiden Soekarno semasa kecilnya.

Kesan mendalam tentang kebesaran jiwa sang pengasuh inilah yang menjadi inspirasi di balik Mal Sarinah.

Pembukaan toko bebas bea Sarinah Duty Free merupakan kerja sama antara Sarinah dan Dufry, peritel perjalanan yang mengoperasikan toko bebas bea di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Sarinah Duty Free menjadi toko bebas bea kedua yang diusung Dufry di Indonesia.

Tidak seperti konsep toko Duty Free lainnya, banyak produk lokal dan UMKM yang ikut dipamerkan di Mal Sarinah.

Tujuannya, agar produk lokal bisa setara dengan produk kelas dunia.

"Kita bangga bisa merealisasikan ini. Sebelumnya kita tidak bisa menemukan produk Indonesia yang high quality yang berjejer dari UMKM di toko Duty Free yang kita lihat sekarang."

Demikian tutur Erick saat ditemui di Mal Sarinah, Jakarta pada Rabu (1/2/2023).

Lebih lanjut menurut Erick, kehadiran Sarinah Duty Free memiliki misi untuk dapat menembus ke pasar global.

"Kami memiliki misi yang jelas untuk menjadi retailer kelas dunia, sehingga produk Indonesia bisa menembus pasar global."

Di masa mendatang, dia mendorong Sarinah untuk memperluas jangkauan merek lokal melalui Sarinah Duty Free di dalam negeri hingga mancanegara.

"Saya mengundang semua orang untuk memperkenalkan produk berkualitas tinggi kami dan pada akhirnya memperkenalkan Indonesia," imbuh dia.

"Sehingga masyarakat internasional dapat lebih mengenal Indonesia dan itu akan mempererat hubungan bangsa kita."

Produk yang ditampilkan

Gerai Sarinah Duty Free terletak di lantai empat Gedung Sarinah, MH Thamrin, Jakarta.

Berada di area seluas sekitar 1.800 meter persegi, Sarinah Duty Free menyediakan berbagai merek internasional mulai dari produk rokok, minuman beralkohol, cokelat, parfum, kosmetik, jam tangan, perhiasan, dan banyak lagi.

Sementara itu, produk-produk lokal yang dibuat oleh UMKM mencakup tas berbahan kulit dan anyaman, bir dan anggur merek asli Indonesia, teh dan kopi, makanan ringan, hingga perhiasan, pakaian dan kain Nusantara.

Tunggu apalagi? Segera kunjungi Sarinah Duty Free di Mal Sarinah sekarang juga.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/02/02/053000020/perjalanan-sarinah-mal-tertua-di-jakarta-yang-kini-miliki-duty-free

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke