Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Berbagai Masalah Haid dan Cara Mengatasinya

KOMPAS.com - Haid atau menstruasi sebenarnya merupakan hal yang normal dialami seorang perempuan sebelum memasuki masa menopause.

Hanya saja, siklus haid terkadang dibarengi oleh beberapa masalah yang membuat area perut terasa nyeri dan tidak nyaman,

Biasanya, masalah-masalah tersebut disebabkan oleh sindrom pra menstruasi atau premenstrual syndrome (PMS), yang menyebabkan kram dan rasa lelah, meski biasanya akan menghilang saat haid dimulai.

Namun selain PMS, ada beberapa masalah lain saat haid yang lebih serius, mulai dari darah yang keluar terlalu banyak hingga tidak mengeluarkan darah sama sekali,

Untuk memahami berbagai masalah haid lebih jelas, simak penjelasan tentang berbagai jenis nyeri haid yang dilansir dari Healthline, berikut ini.

Premenstrual Syndrome (PMS)

Seperti namanya, PMS terjadi sekitar satu hingga dua minggu sebelum haid dimulai.

Meski tidak semua perempuan mengalami rasa nyeri atau masalah emosional saat PMS terjadi, ada banyak perempuan yang mengalami beberapa gejala berikut ini.

  • kembung
  • Mudah marah
  • sakit punggung
  • sakit kepala
  • nyeri payudara
  • jerawat
  • mengidam makanan
  • Lelah berlebihan
  • depresi
  • Cemas
  • Stres
  • insomnia
  • sembelit
  • diare
  • kram perut ringan

Gejala yang dialami pun bisa berbeda setiap bulannya.

Untungnya meski tidak nyaman, PMS umumnya tidak berbahaya, kecuali nyerinya sampai mengganggu aktivitas.

Heavy Period

Masalah saat haid lainnya adalah heavy period atau menorrhagia, yang menyebabkan darah haid ke laur lebih banyak dari batas normal.

Waktunya pun lebih lama dari swaktu rata-rata, yang biasanya selama lima hingga tujuh hari.

Menorrhagia ini biasanya diakibatkan oleh tidak seimbangnya kadar hormon, terutama progesteron dan estrogen.

Adapun penyebab lain menorrhagia ini adalah:

  • Pubertas
  • Infeksi vagina
  • Radang serviks
  • Kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme)
  • Tumor rahim non-kanker (fibroid)
  • Perubahan pola makan atau olahraga

Amenorrhea

Ada pula beberapa perempuan yang mengalami amenorrhea. Atau tidak haid.

Amennorrhea ini terdiri dari dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Berikut bedanya,

  • Amenorrhea primer merupakan kondisi di mana seorang anak perempuan tidak haid sampai usianya menginjak 16 tahun, yang disebabkan oleh masalah pada masalah pada kelenjar hipofisis, cacat bawaan pada sistem reproduksi wanita, atau keterlambatan pubertas.
  • Amenorrhea sekunder, yang terjadi ketika kita tidak haid selama enam bulan atau lebih.

Selain itu, berikut penyebab umum amenorrhea pada remaja, baik sekunder maupun primer:

  • anoreksia
  • kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme)
  • kista ovarium
  • kenaikan atau penurunan berat badan secara tiba-tiba
  • Kehamilan

Lalu pada orang dewasa, berikut penyebab umumnya:

  • Kegagalan ovarium prematur
  • Penyakit radang panggul (infeksi reproduksi)
  • Menghentikan pemakaian pil KB
  • Kehamilan
  • Menyusui
  • Menopause

Jika yakin tidak haid karena hamil, pastikan untuk melakukan tes kehamilan.

Untuk mendapatkan hasil yang paling akurat, sebaiknya tunggu hingga lakukan tes setelah setidaknya satu hari setelah mengetahui bahwa kita tidak haid.

Nyeri haid

Meski PMS dan kontraksi rahim saat haid bisa menyebabkan kram terjadi, tak sedikit perempuan yang mengalami rasa nyeri luar biasa yang biasa.

Rasa nyeri luar biasa ini disebut dismenore, kondisi haid yang sangat menyakitkan, dan umumnya disebabkan oleh beberapa masalah medis berikut ini:

  • fibroid
  • penyakit radang panggul
  • pertumbuhan jaringan abnormal di luar rahim (endometriosis)

Mengatasi masalah haid

Pengobatan untuk mengatasi masalah haid bisa berbeda, bergantung masalah yang dialami.

Misalnya, pil KB bisa meredakan gejala PMS serta mengurangi darah yang ke luar dalam jumlah ekstra (heavy flow).

Sementara itu, haid dengan jumlah darah yang lebih banyak atau sedikit dari biasanya dan disebabkan oleh tiroid atau masalah hormon lainnya kemungkinan akan kembali normal setelah penggantian hormon dimulai.

Terakhir, meski dysmenorrhea berhubungan dengan hormon, ada kemungkinan kita memerlukan perawatan medis lebih lanjut untuk mengatasinya.

Misalnya, dengan pemberian antibiotik untuk mengobati penyakit radang panggul.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/02/08/170508520/mengenal-berbagai-masalah-haid-dan-cara-mengatasinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke