Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tren Berbahaya Obat Injeksi Diabetes untuk Turunkan Berat Badan, Ini Kata Dokter

Cara ini disebut ampuh membuat tubuh lebih kurus dalam waktu singkat tanpa diet keras atau olahraga terus-menerus.

Obat tersebut dikabarkan kerap dipakai oleh para pesohor termasuk Elon Musk dan Kim Kardashian agar penampilannya jadi lebih baik.

Penggunaan obat diabetes untuk pasien obesitas

Spesialis penyakit dalam, dr. R.A. Adaninggar Primadia Nariswari, Sp.PD berbagi pendapatnya soal penggunaan obat diabetes yang tidak tepat guna ini.

Ia menerankan, obat yang dimaksud berisi liraglutide yakni suatu GLP-1 agonis atau Glucagon Like Peptide-1 yang memang digunakan untuk penderita diabetes yang mengalami obesitas.

Obat yang digunakan dengan cara disuntikkan ke perut ini sudah dipakai di dunia kesehatan sejak 2010 lalu.

"Jadi obat ini utamanya bekerja pada otak sehingga bisa menekan nafsu makan dan juga memperbaiki fungsi metabolisme pada orang-orang dengan diabetes," ujar pakar yang praktik di Surabaya ini.

"Jadi kalau berat badan diturunin lemaknya diturunin otomatis resistensi insulin akan menjadi lebih baik," tambah Dokter Ning, demikian ia biasa dipanggil.

Ia menekankan, obat dengan kandungan liraglutide ini ditujukan untuk orang-orang diabetes yang mengalami obesitas jadi bisa membantu menurunkan berat badan sehingga membantu pengaturan gula darahnya jadi lebih baik.

Namun pada 5-10 tahun terakhir, penelitian lebih luas dilakukan terhadap obat ini, khususnya efeknya pada orang obesitas yang tidak menderita diabetes.

Diketahui dalam uji klinis jika efektivitasnya cukup baik untuk menurunkan berat badan dan akhirnya memperbaiki resiko kardiovaskuler maupun diabetes pada orang-orang tersebut.

FDA di Amerika Serikat maupun lembaga serupa di Eropa kemudian memberikan izin penggunaan obat ini untuk orang yang obesitas.

Bahaya obat injeksi diabetes demi asal turun berat badan

Meski terbukti mampu menekan nafsu makan, Dokter Ning berpesan ada beberapa hal yang harus diperhatikan soal obat tersebyt.

"Semua uji klinis yang dilakukan pada orang obesitas ini, baik diabetes maupun tidak. itu tidak hanya diberikan obat ini saja," ujarnya. 

Obat injeksi ini hanya dipakai untuk mendampingi suatu perubahan gaya hidup atau lifestyle.

Jadi tetap dibutuhkan pengubahan pola makan yang baik dan olahraga.

Berlaku pula jika indeks massa tubuh seseorang 27 atau lebih bila disertai dengan penyakit lain misalnya diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan kolesterol.

"Jadi bukan digunakan untuk orang yang indeks massa tubuhnya masih di bawah itu." tandas Dokter Ning.

Faktor ketiga yang harus dipertimbangkan adalah efek jangka panjangnya belum diketahui secara jelas.

Pasalnya, penelitian yang paling lama dilakukan hanya berkisar 56 minggu atau sekitar satu tahun satu bulan.

Lewat dari jangka waktu tersebut, belum diketahui efeknya pada tubuh termasuk risiko kesehatan apa yang akan terjadi.

"Yang terakhir, ini adalah obat yang artinya obat itu berarti harus sesuai dengan dengan arahan atau petunjuk dari dokter jadi jangan sembarangan," pungkas Dokter Ning.

"Hati-hati ya.. ini tetap adalah obat “keras” yang membutuhkan resep dokter dan penggunaannya juga harus di bawah pengawasan dokter," ujarnya, seperti dikutip dari akun Instagramnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/02/15/091023620/tren-berbahaya-obat-injeksi-diabetes-untuk-turunkan-berat-badan-ini-kata

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke