Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Perjalanan Paul Bakery di Indonesia

KOMPAS.com - Berdiri sejak tahun 1889, toko roti PAUL sudah dikenal luas dengan suguhan bersantap ala Perancis.

Tidak cuma soal desain interiornya saja, tapi berbagai hidangan yang disuguhkan bisa dipastikan memiliki cita rasa otentik seperti di negara asalnya.

Hal itu pula yang menjadikan PAUL, sebagai perusahaan keluarga yang masih bertahan di tengah persaingan bisnis kuliner yang begitu ketat, eksis hingga sekarang.

Sampai dengan saat ini, PAUL Bakery sudah tersebar di lima benua, 47 negara dengan lebih 750 toko roti di kota besar.

Seperti London, Washington, Kairo, Tokyo, hingga Jakarta yang sekarang sudah memiliki 12 gerai dan diprediksi akan terus berekspansi.

Mengutip laman resminya di Paul-Indonesia, toko roti yang terkenal dengan cita rasa croissant yang otentik ini berawal pada tahun 1889.

Kala itu, Charlemagne Mayot (pemilik PAUL pertama) membuat sebuah toko roti kecil di Croix, dekat Lille, Perancis Utara.

Putranya Edmond Mayot mengambil alih bisnis keluarga ini pada tahun 1908. Kemudian putrinya, Suzanne Mayot menikah dengan Julien Holder dan lokasi toko rotinya berpindah ke Rue des Sarrazins, di Lille.

Di sini, Julien mengambil alih toko roti lokal yang sudah mapan milik keluarga PAUL. Itu sebabnya nama PAUL dipertahankan sampai dengan saat ini.

PAUL adalah perusahaan keluarga yang menggunakan metode produksi yang sudah digunakan selama bertahun-tahun untuk menghasilkan roti berkualitas yang telah diturunkan ke lima generasi.

Selama lebih dari 60 tahun berdiri saat itu, kelezatan cake PAUL tidak berubah bahkan hingga sekarang.

Sebab, mereka memastikan penggunaan resep yang sama untuk semua cake di PAUL yang dibuat oleh orang-orang terlatih dan hanya menggunakan bahan-bahan terbaik.

Sepeninggalan Julien Holder pada tahun 1958, anaknya, Francis Holder mengambil alih toko roti keluarga dan dibukalah gerai kedua pada tahun 1963.

Pada tahun 1972, Francis merenovasi toko tersebut kemudian membeli oven kayu bakar dan menempatkannya di area yang bisa dilihat semua pelanggan.

Ide ini terbilang sederhana, namun inovatif karena pelanggan dapat melihat semua proses pembuatan roti, dari cara menguleni, membentuk, proofing sampai memanggang roti.

Bisnis keluarga ini lantas terus berkembang sampai pada akhirnya bisa membuka gerai pertama di luar Perancis, yaitu di Barcelona.

Dua tahun kemudian, beberapa toko PAUL mulai dibuka kemudian menjadi area kafe hingga restoran.

Di tahun 1993, Francis Holder membuat re-branding PAUL dengan memperkenalkan logo PAUL yang dipakai sampai saat ini.

Bisnisnya pun berkembang pesat hingga diturunkan kepada anak-anaknya dan menunjuk Maxime Holder sebagai CEO PAUL International sebagai generasi ke lima.

Gerai roti ini kemudian berekspansi ke berbagai negara lainnya, termasuk Jepang yang menjadi gerai pertama PAUL di pasar Asia.

Setelah itu PAUL hadir di Singapura dan pada tahun 2013, dan mereka membuka restoran pertamanya di Indonesia dan bertempat di Pacific Place yang menjadi awal kesuksesan gerai roti ini di Tanah Air.

"Bagi saya, Indonesia adalah partner pertama kami yang menjadi bagian terbaik dari perjalanan PAUL di seluruh dunia."

"Saya melihat negara ini sangat menerima para pendatang, dan kami bekerja sama dengan perusahaan di sini (PT MAP Boga) dan saya melihat peluang pasar dan seperti ada koneksi yang bagus di Indonesia,"

Demikian kata Maxime Holder kepada Kompas.com di Jakarta, belum lama ini.

Kehadiran toko roti PAUL di Indonesia masih mengadopsi konsep gerai otentik dari segi desain interior dan eksteriornya terus dipertahankan.

Sehingga siapa saja yang pernah berkunjung dan mencicipi makanan di PAUL Perancis maupun di negara lain, experience yang akan dirasakan itu akan sama.

"Kami melihat peluang pasar di sini sudah siap dengan style berbisnis yang kami suguhkan untuk masuk ke dalamnya," kata Maxime.

Di market Indonesia sendiri, gerai PAUL terus mengalami pertumbuhan sejak kehadirannya pada tahun 2013.

Berawal dari Pacific Place, lalu Plaza Indonesia dan Bursa Efek Indonesia di tahun 2015, kemudian pembukaan di Plaza Senayan, Pondok Indah, Oakwood hingga ke kawasan Summarecon Kelapa Gading di penghujung tahun 2022.

Total sudah ada 12 gerai PAUL di kawasan Jakarta yang dikelola PT Map Boga Adiperkasa Tbk (MBA) - anak perusahaan dari PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP).

Pesatnya perkembangan ini antara lain karena tipikal orang-orang Indonesia yang begitu ramah sehingga dapat dengan mudah membangun sebuah koneksi.

Budaya yang terbentuk dalam hal berbisnis di Indonesia pun menjadikan negara ini sebagai market di Asia yang menjanjikan.

Maxime bercerita salah satu alasan Indonesia sebagai market menjanjikan karena terkait batasan waktu operasional PAUL di negara asalnya atau negara tertentu, sebagian besar gerai tersebut hanya buka di jam-jam sibuk saja.

"Kebanyakan restoran atau kafe di Perancis atau yang lain buka di jam 7-9 pagi, lalu tutup dan buka lagi di jam 14.00, 16.00 hingga pukul 18.00," ujar Maxime.

Tapi jika di Indonesia, kata Maxime, waktu operasionalnya dikatakan sangat impresif dan dia melihat seperti kota ini (Jakarta) seolah tidak pernah tidur.

"Saya melihat orang-orang lokal di sini sangat welcome dan kami membuka gerai all day long," tambahnya. 

Baginya hal ini sangat menarik dan percaya bahwa koneksi yang dibangun kepada pelanggan pun lebih mudah terjalin.

Di samping itu alasan kuat untuk terus mempertahankan keotentikan cita rasa hingga suasana khas Perancis juga dimaksudkan untuk memberikan pengalaman bersantap baru.

Misalnya saja bagi para ekspatriat atau orang-orang dari Perancis yang bekerja di Jakarta.

Mereka yang rindu dengan tanah kelahirannya bisa merasakan kembali nuansa khas Perancis yang disuguhkan di setiap gerai PAUL.

Karena itu pula, konsep desain meski sudah mengadaptasi unsur modern, tapi tetap ada lukisan-lukisan klasik khas Perancis.

"Pengalaman bersantap yang disuguhkan ini setidaknya bisa memberikan nuansa baru bagi warga lokal hingga momen melepas rindu bagi orang-orang Perancis yang ada di sini," papar Maxime.

Sebagai toko roti yang dibangun dengan konsep bisnis keluarga, PAUL juga melihat betapa pentingnya ekspansi ke daerah lain jika melihat letak geografis di Tanah Air yang cukup beragam.

Namun, Maxime menekankan bahwa bisnisnya tidak hanya fokus pada profit, tapi juga bagaimana berperan dalam mendukung perekonomian di daerah tersebut.

Misalnya saja di Jakarta, PAUL Indonesia berupaya untuk menguatkan jangkarnya dulu ibu kota dalam hal bisnis manajemen, pemberdayaan, inovasi bisnis dan lain sebagainya.

"Saya rasa model bisnis Indonesia berbeda dengan di negara Perancis yang mana lingkupnya sangat kecil di sana,"

"Di Indonesia sangat luas, tapi kami akan fokus ke Jakarta dulu sebagai pusat kami berpijak," tambah Maxime.

Di Indonesia pun rencananya PAUL akan membuka 10 gerai lagi yang tidak menutup kemungkinan di masa mendatang akan hadir di berbagai daerah lainnya.

"Kami akan berpikir ekspansi ke luar, tapi sekarang harus fokus memperkuat dulu development di Jakarta karena kota ini adalah pusatnya," tambah Maxime.

Apalagi jika melihat banyaknya brand yang menyuguhkan produk serupa di Jakarta. Kata Maxime, kalau jangkarnya saja belum kuat, bagaimana bisnis ini dapat bertahan?

Dari pihak PAUL pun percaya, dengan model bisnis keluarga yang mengutamakan konsep original, ketika itu sudah mengakar, maka pelanggan tidak akan pergi ke mana-mana.

Hal itu pun yang juga sudah dilakukan ayah hingga neneknya yang mempertahankan konsep tersebut sehingga membuatnya ingin mengadaptasi strategi yang sama.

"Di PAUL bagaimana kita melihat pelanggan loyal datang ke gerai ini. Merasakan pengalaman bersantap yang otentik dan lain sebagainya."

"Lalu ketika pelanggan itu sudah menjadi orangtua bertahun-tahun kemudian, mereka datang lagi ke gerai ini dan melihat hal yang sama bersama anak-anak mereka," pungkas Maxime.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/03/06/074430220/cerita-perjalanan-paul-bakery-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke