Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Kita Suka Lagu Patah Hati padahal Punya Hubungan yang Bahagia

Selalu saja ada lagu populer terkini dengan nada sendu dengan lirik bertema kesepian, pengkhianatan, kerentanan, atau proses penyembuhan.

Rasanya sulit menolak daya tarik lagu seperti itu meskipun sebenarnya kita menjalani percintaan yang sehat dan bahagia.

Alasan semua orang suka lagu patah hati

“Musik bisa menjadi alat yang ampuh untuk memungkinkan kita mengakses emosi kita,” kata terapis pernikahan dan keluarga Christene Lozano, dikutip dari Huffpost.

Lagu-lagu sedih membantu kita mengambil jedadari ritme kehidupan yang sibuk sehingga bisa menghadirkan sisi yang lebih intens secara emosional untuk mendapatkan pelepasan yang dibutuhkan di tempat yang aman.

“Manusia senang merasakan emosi mereka, terutama ketika itu melalui format kreatif,” kata psikoterapis dan pembawa acara “The Truth Doctor Show” Courtney Tracy.

“Dengan lagu, mereka dapat bernyanyi bersama, instrumen menyediakan musik latar untuk pikiran mereka sendiri, dan memungkinkan Anda untuk tenggelam dalam perasaan saat itu.”

Ia menambahkan, banyak dari kita hidup dengan beberapa jenis patah hati bahkan ketika berada dalam hubungan yang bahagia.

"Terhubung dengan perasaan itu bisa bermakna, terutama saat rasanya ada orang lain yang mengetahui rasa sakit kita,” jelasnya.

Tak harus berkaitan dengan romansa pribadi

“Lagu perpisahan tidak selalu tentang putusnya hubungan. Sebaliknya, mereka tentang masalah dengan orang tua, dengan teman, dengan keputusan yang buruk," urai Tracy.

Menurutnya, lagu melankolis cenderung tentang kedalaman perubahan, rasa sakit, dan kekacauan, yang bisa dialami semua orang, apa pun kondisi hubungan pribadinya.

“Banyak musik melampaui pengalaman kita sendiri saat ini. Apakah itu sehat atau tidak sedikit lebih subjektif," kata dia.

Menjadi bermasalah jika pasangan merasa tersindir dengan kesukaan kita akan lagu-lagu putus cinta ini

"Mungkin mereka khawatir Anda memikirkan hubungan masa lalu dan membandingkan orang itu dengan mereka," kata Behnen.

“Mungkin mereka takut kamu ingin putus dengan mereka. Apa pun itu, itu adalah pintu masuk ke percakapan lebih lanjut untuk memperjelas hubungan Anda."

Memahami pengalaman masa lalu

“Terkadang, kita tertarik pada musik sedih karena kami memiliki pengalaman sebelumnya yang berkaitan dengan lagu-lagunya," ujar Lozano.

Lirik lagu yang dibuat musisi tersebut menawarkan perspektif baru untuk memahami dan memproses peristiwa dalam hidup kita.

“Banyak orang masih berpegang pada unsur-unsur masa lalu,” kata Dr. Sue Varma, asisten profesor psikiatri klinis di New York University Langone Health.

Tidak selalu berkaitan dengan sosok mantan kekasih karena kita sering kali bergulat dengan rasa penolakan, kekecewaan, atau patah hati yang belum terselesaikan itu.

Hal yang sama berlaku pula untuk persahabatan yang berakhir atau anggota keluarga yang membuat kita terasing.

“Musik membuat kita masuk akal, membuat makna,” kata Varma.

“Liriknya memberikan wawasan tentang perasaan ini, dan sepertinya kami memiliki momen yang luar biasa. Saat mendengarkan lagu perpisahan, lirik dan build-upnya mungkin berbicara tentang pengalaman kita dengan hampir sempurna. Kita merasa diperhatikan."

"Itu juga dapat mengingatkan kita pada saat kita mengalami hal yang sama, dan sekali lagi, mengingatkan kita bahwa kita tidak sendiri dan bahwa kita berbagi pengalaman ini," terangnya.

Manusia mendambakan koneksi dan kebersamaan dari lebih dari satu orang.

Jadi ikatan yang dapat dirasakan oleh musik emosional dengan orang lain adalah sesuatu yang dicari orang, mungkin sekarang lebih dari sebelumnya.

“Saya pikir ini adalah cara bagi kita untuk memenuhi kebutuhan emosional yang mungkin tidak kita sadari bahwa kita kurang,” kata Morton.

“Kita semua perlu merasa terhubung, dan berbagi emosi yang kuat seperti kehilangan dan kesedihan dapat membantu mengatasi hal itu.”

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/03/07/111817520/alasan-kita-suka-lagu-patah-hati-padahal-punya-hubungan-yang-bahagia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke