Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jadi Korban atau Pelaku Perselingkuhan, Dampaknya Sama bagi Hubungan

KOMPAS.com - Perselingkuhan, baik sebagai pelaku maupun korban, berkaitan dengan kualitas hubungan yang lebih buruk.

Dampak pengalaman perselingkuhan terhadap hubungan di masa depan terungkap dalam studi yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Psychology.

Bagi korban perselingkuhan, pengalaman itu dapat berdampak merugikan bagi kesehatan mental, seperti menurunnya kepercayaan diri dalam urusan seksual dan penurunan harga diri.

Jika tidak terselesaikan, perselingkuhan dapat berdampak pada seluruh keluarga, meningkatkan kecemasan dan depresi pada anak-anak, serta berujung pada perpisahan.

Perselingkuhan berpengaruh terhadap hubungan di masa depan

Penulis studi Joana Arantes dan tim mengatakan, ada banyak hal yang belum diketahui tentang dampak jangka panjang perilaku selingkuh pada hubungan selanjutnya.

Arantes beserta tim melibatkan 364 orang dewasa dari Portugal, dan sekitar 69 persen peserta adalah wanita. Sebanyak 73 persen di antaranya berstatus menjalin hubungan.

Para peserta diminta mengisi kuesioner demografi dan menjawab serangkaian pertanyaan tentang pengalaman selingkuh.

Kuesioner itu juga menilai dorongan seksual dan nilai fisik pada pasangan yang dimiliki oleh responden.

Hasil studi menunjukkan, 26 persen peserta mengaku pernah berselingkuh dengan pasangan mereka.

Menariknya, pelaku perselingkuhan cenderung memandang kualitas hubungan mereka saat ini lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak pernah berselingkuh.

Mereka juga cenderung memiliki dorongan seksual yang lebih tinggi.

Hal ini, menurut peneliti, sejalan dengan bukti sebelumnya yang menunjukkan bahwa pelaku perselingkuhan umumnya memiliki dorongan seksual yang lebih tinggi.

Korban perselingkuhan juga memiliki kualitas hubungan yang buruk

Adapun 44 persen partisipan studi yang melaporkan mereka pernah menjadi korban perselingkuhan di masa lalu.

Sama seperti peserta yang menjadi "pelaku", kualitas hubungan korban perselingkuhan saat ini pun cenderung lebih rendah, diiringi peningkatan dorongan seksual.

Menurut para peneliti, temuan ini bisa jadi mencerminkan hasil studi sebelumnya yang menunjukkan individu yang pernah dikhianati lebih cenderung berselingkuh di kemudian hari.

Temuan lain studi

Jika dilihat berdasarkan gender, ditemukan pria yang mengaku pernah berselingkuh pada pasangan lebih banyak (39 persen) dibandingkan wanita (20 persen).

Selain itu, pria juga lebih memperhatikan kecantikan fisik dalam diri pasangan, melaporkan kualitas hubungan yang lebih rendah saat ini, dan memiliki dorongan seksual lebih tinggi.

Studi yang dilakukan Arantes dan tim peneliti menyimpulkan, ada beberapa faktor yang berperan penting dalam hubungan romantis.

Mulai dari persepsi kualitas hubungan, hasrat seksual, penilaian terhadap penampilan fisik pasangan, hingga penilaian diri sebagai pribadi yang menarik.

"Ada hubungan kuat antara variabel-variabel tersebut dengan pengkhianatan atau dikhianati oleh pasangan di masa lalu," kata Arantes.

Namun karena temuan ini hanya bersifat korelasional (menggali hubungan antar dua variabel atau lebih), tidak dapat diketahui secara pasti variabel mana yang memengaruhi variabel lainnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/03/18/102752120/jadi-korban-atau-pelaku-perselingkuhan-dampaknya-sama-bagi-hubungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke