Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Puasa Bisa Bantu Atasi Gejala Depresi, Ini 4 Alasannya

Meski ada yang beranggapan bahwa saat puasa tubuh jadi rentan mengalami perubahan suasana hati, namun sejumlah penelitian mengatakan bahwa puasa dapat membantu mengatasi gejala depresi.

Salah satu risetnya dibuktikan pada studi di tahun 2021 yang melaporkan orang yang berpuasa memiliki skor kecemasan dan depresi yang lebih rendah daripada yang tidak berpuasa.

Para peneliti semakin tertarik bagaimana berbagai jenis puasa bisa memengaruhi mood, pikiran hingga menjaga kesehatan mental seseorang.

Hal ini termasuk di antaranya puasa intermiten, puasa Ramadhan, puasa dua minggu sekali hingga hanya mencukupi kalori harian 25 persen dalam sehari.

Berdasarkan semua jenis puasa tersebut, secara umum puasa dapat meredakan gejala depresi dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut, seperti dilansir dari laman Psychcentral.

1. Pengendalian berat badan

Para peneliti telah menemukan bahwa ada keterkaitan antara obesitas dan depresi.

Dalam hal ini, sebagian orang merasa puasa dapat membantu mengatasi gejala depresinya karena bermanfaat dan mendukung penurunan berat badan.

2. Perubahan metabolisme

Tidak makan dan minum selama beberapa jam dapat membuat tubuh mengubah metabolismenya beralih memecah glukosa menjadi keton.

Hal ini bisa merangsang efek anti-inflamasi dan antioksidan yang pada gilirannya bisa membantu tubuh melawan stres.

Selain itu, pada studi di tahun 2022 efek puasa terhadap metabolisme tubuh juga berdampak pada beberapa kondisi tubuh yang lain.

Seperti peningkatan keton dalam darah, kadar gula darah menurun, hingga meningkatkan mikrobiota usus dengan mengurangi tingkat peradangan dan melancarkan sistem pencernaan.

Mungkin sudah jadi rahasia umum juga bahwa dengan memiliki sistem pencernaan yang sehat, maka hal itu juga dapat membantu mengatasi stres dan meningkatkan suasana hati.

3. Pembatasan kalori dan pengurangan gejala stres

Puasa khususnya puasa intermiten juga sering dikombinasikan dengan membatasi asupan kalori harian.

Pada penelitian di tahun 2021 menemukan bahwa pembatasan kalori dan puasa intermiten ini dapat bermanfaat dalam mengobati depresi.

Ini dikarenakan pada tubuh ada kemungkinan perubahan kadar asam lemak dan neurotransmiter ketika kita mengurangi kalori.

Bersamaan dengan itu efek metaboliknya adalah bisa membantu mengurangi tingkat stres dan gejala depresi.

Menurut penelitian pada tahun 2020 di kalangan siswa muslim, mereka yang menjalani ibadah puasa Ramadhan dikaitkan dengan peningkatan kesejahteraan fisik secara keseluruhan, penerimaan diri, hubungan dan lingkungan positif hingga pengembangan diri.

Puasa juga erat kaitannya dengan pengendalian emosi, termasuk dalam mengendalikan nafsu makan.

Dampaknya, berpuasa dapat melatih dan memberikan pelajaran untuk bisa mengendalikan diri agar terhindar dari gejala depresi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/04/02/165528320/puasa-bisa-bantu-atasi-gejala-depresi-ini-4-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke