Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Bahaya Sering Unggah Foto Anak di Media Sosial, Orangtua Perlu Tahu

Potret buah hati yang kerap dibagikannya di media sosial 'dicuri' lalu diunggah ulang dengan narasi yang berbeda.

Padahal, ia hanya berniat berbagi keseharian anaknya lewat foto-foto yang menggemaskan.

Kejadian ini memang telah diakhiri dengan damai lewat permintaan maaf oleh pihak yang bersangkutan.

Namun, hal ini sekaligus menjadi pembelajaran penting untuk para orangtua soal bahayanya mengunggah foto anak di media sosial.

Bahaya sering unggah anak di media sosial

Era media sosial memudahkan kita berbagi segala hal, termasuk foto-foto momen keluarga bersama anak.

Faktanya, perilaku tersebut sebenarnya kurang baik, bahkan cenderung membahayakan dan merugikan buah hati.

Leah Plunkett, pakar hukum Harvard, mengatakan, ada tiga kategori risiko utama dari kebiasaan mengunggah anak-anak di media sosial.

Pertama, sekaligus yang paling berbahaya, adalah risiko memicu tindakan kriminal atau kejahatan lain terhadap anak, termasuk pencurian identitas, penguntitan, dll.

Risiko kedua adalah membahayakan peluang hidup anak-anak saat ini atau di masa depan dengan cara yang tidak diinginkan, misalnya pencurian data.

Bisa saja, konten yang dibagikan itu lalu dianalisis oleh pialang data atau perusahaan lain yang ingin mempelajari tentang anak-anak, kemudian dijual kembali.

Risiko ketiga adalah yang paling sulit untuk dikenali, dan mungkin tidak dapat diidentifikasi untuk beberapa waktu, adalah dampaknya pada identitas dan kepercayaan diri anak.

"Jika Anda unggah, Anda menceritakan kisah anak-anak Anda tanpa persetujuan mereka, dan dalam beberapa kasus pengetahuan," kata Plunkett.

Dengan adanya followers media sosial, akan ada banyak orang di luar sana yang paham tentang anak kita tanpa kita kenali.

Itu mempersulit anak-anak untuk melalui proses perkembangan untuk mencari tahu siapa dirinya dan bagaimana mereka berinteraksi dengan dunia.

Ken Ginsburg, MD, MSEd, pendiri dan direktur Center For Parent & Teen Communication di AS, sepakat dengan risiko tersebut.

Menurut dia, anak-anak dan remaja masih dalam proses pencarian identitas diri sehingga orangtua seharusnya tidak boleh menarasikannya untuk orang lain.

Hal ini bisa membuat anak terjebak dengan narasi tersebut sehingga merasa harus menjadi sosok yang digambarkan.

Ketika orangtua mengunggah anak sebagai karakter sempurna, anak kemudian terdesak untuk memenuhi ekspektasi itu, apa pun kondisinya.

"Sangat penting bagi seorang anak untuk menulis cerita mereka sendiri dan tidak menerima cerita orang lain,” kata Ginsburg.

Selain itu, orangtua harus memertimbangkan risiko anak menjadi korban bullying di dunia maya akibat unggahannya di media sosial.

Seperti ditunjukkan Raisa, Gigi Hadid hingga Tasya Farasya yang enggan mengunggah potret anaknya di media sosial.

Meski demikian, anjuran tersebut sebenarnya tidak hanya berlaku untuk influencer atau artis, tetapi untuk semua orangtua, tanpa kecuali.

Hanya saja, kebanyakan orangtua juga masih baru dengan media sosial sehingga luput menyadari efeknya untuk kehidupan anak di masa depan.

“Semua orang tua mencari tahu bagaimana menjadi orang tua di dunia digital. Anda melakukan yang terbaik saat itu dan sekarang Anda pikir yang terbaik bisa berbeda," kata Plunkett.

Ia menyarankan untuk meminta maaf kepada anak, khususnya remaja, dan tanyakan apa yang mereka inginkan soal foto-fotonya.

"Itu aturan praktis yang bagus untuk semua komunikasi orang tua-remaja sekaligus mencontohkan internet sehat"kata Ginsburg.

Pertimbangkan untuk menghapus konten, menonaktifkan akun, dan mempelajari kebijakan setiap platform untuk mengetahui apakah data tersebut digunakan dengan cara yang berbahaya.

Plunkett menyarankan untuk mengikuti standar komunitas situs tempat konten dibagikan dan meminta konten tersebut dihapus, yang mungkin membutuhkan waktu.

Jadi, penting bagi orangtua untuk lebih bijak dan mempertimbangkan risikonya sebelum berbagi konten anak secara masif kepada dunia maya.

Tentunya kita ingin agar anak selalu aman dan bahagia, baik saat ini maupun di masa depan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/04/11/164503420/3-bahaya-sering-unggah-foto-anak-di-media-sosial-orangtua-perlu-tahu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke