Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wanita Lebih "Diuntungkan" dalam Perselingkuhan, Kok Bisa?

KOMPAS.com - Perselingkuhan cenderung memberikan manfaat lebih besar bagi wanita yang sudah menikah daripada pria.

Fakta itu terungkap dalam studi di jurnal Psychological Science yang meneliti dampak perselingkuhan pada setiap jenis kelamin.

Berdasarkan studi yang dikerjakan tim peneliti dari Tilburg University tersebut, diketahui wanita yang berselingkuh lebih mungkin merasakan peningkatan kesejahteraan.

Hal tersebut terkait dengan harga diri dan kepuasan hidup yang lebih besar.

Namun sebaliknya, tim peneliti menemukan bahwa pria justru cenderung menderita setelah melakukan perselingkuhan.

Melibatkan hampir ribuan responden asal Jerman

Dalam studi ini, hampir 1.000 orang dewasa Jerman dianalisis selama periode 12 tahun.

Sebanyak 609 peserta terlibat dalam perselingkuhan, dan 338 menjadi korban.

Profesor Olga Stavrora yang memimpin studi tersebut mengatakan, perselingkuhan wanita disebabkan oleh ketidakpuasan dalam hubungan jangka panjang.

Wanita yang berselingkuh merasa lebih baik karena kebutuhan pribadi terpenuhi.

Selain itu, perselingkuhan itu juga bisa menjadi sinyal untuk memperbaiki perilaku pasangan mereka agar lebih positif.

Studi tersebut juga menunjukkan, perselingkuhan umumnya terjadi setelah bertahun-tahun mengalami kesulitan dalam hubungan.

Menurut Stavrova, kemungkinan perselingkuhan dimulai beberapa tahun sebelumnya.

Juga, penting untuk melihat sesuatu yang salah ketika mencoba memahami penyebab perselingkuhan.

Para ahli meyakini wanita seringkali merasa lebih percaya diri setelah melakukan perselingkuhan.

Limor Gottleib, peneliti hubungan yang sedang menyelesaikan disertasi menyebut, perselingkuhan bukan akar dari masalah hubungan yang tidak bahagia, melainkan berasal dari keinginan eksistensial.

"Studi menunjukkan perilaku seksual dapat berfungsi sebagai bentuk pertahanan dari kekhawatiran akan kematian."

"Baik itu ancaman kematian yang nyata maupun perasaan kehilangan identitas."

"Orang yang berselingkuh sering melaporkan merasa lebih hidup, terutama jika memiliki gaya ikatan cemas dan menghindar," ungkap Gottleib.

Namun selain tindakan seksual, perselingkuhan juga dapat membuat seseorang merasa diinginkan.

"Terutama bagi orang yang memiliki gaya ikatan cemas, seringkali mereka rentan mencari penghiburan dan persetujuan dari orang lain, terutama ketika mereka merasa tidak diinginkan oleh pasangan mereka saat ini," sambung dia.

Terlepas dari temuan tersebut, perselingkuhan tetap menjadi masalah yang sangat merugikan.

Perselingkuhan dapat menyebabkan luka emosional pada individu yang terlibat dan keluarganya.

Ahli hubungan dan pendiri Wingman, Tina Wilson menekankan, perselingkuhan sangat merusak karena melibatkan hilangnya kepercayaan dan pengkhianatan dalam hubungan.

Hal ini tidak hanya memengaruhi pasangan, tetapi juga berdampak pada keluarga dan anak-anak.

"Perpisahan dapat terasa menyedihkan, dan memicu berbagai perasaan."

"Seperti kebingungan, kemarahan, kesepian, kecemasan, penarikan diri, ketakutan, atau ketidakpastian akan masa depan, dan perasaan kehilangan yang sangat intens," tutur Wilson.

"Perselingkuhan bukanlah solusi yang tepat, carilah akar permasalahan dan temukan cara yang lebih baik untuk mengatasi setiap masalah tanpa harus bereaksi secara emosional," ujar dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/04/28/220000420/wanita-lebih-diuntungkan-dalam-perselingkuhan-kok-bisa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke