Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Menetapkan Batasan di Tempat Kerja

Ada kemungkinan kita merasa kewalahan dengan ekspektasi atau tuntutan perusahaan.

Hal ini tidak hanya berlaku untuk performa kerja, tetapi juga hubungan yang dibangun dengan rekan kerja.

"Kita mungkin memiliki batasan yang jelas tentang interaksi dengan rekan kerja," ujar psikolog Kia-Rai Prewitt, PhD.

"Ada yang sengaja tidak ingin berteman dengan rekan kerja. Namun, kita bisa saja merasa nyaman berbagi cerita kepada mereka."

Terlepas dari preferensi tiap individu, menetapkan batasan yang sehat di tempat kerja penting dilakukan.

Prewitt membahas beberapa tips untuk melakukannya dengan mudah.

1. Tentukan seberapa banyak informasi pribadi yang ingin dibagikan

Dalam membangun hubungan baik dengan rekan kerja, kita bisa mempelajari kepribadian serta hal-hal yang mereka sukai dan tidak.

Bisa jadi ada rekan kerja yang terbuka dan membagikan foto liburan, keluarga, atau hobi mereka.

Namun, bukan berarti kita harus melakukan hal serupa.

"Kita bisa memulai dengan topik yang biasanya nyaman bagi kebanyakan orang, seperti keluarga atau hobi," kata Prewitt.

"Luangkan waktu untuk membangun kedekatan. Hindari bertanya sesuatu kepada rekan kerja yang mungkin tidak ingin kita bagikan juga."

Selain itu, perhatikan waktu kita membagikan informasi pribadi.

Jika kita sedang memiliki tenggat waktu atau hanya memiliki waktu terbatas untuk rapat, sebaiknya jangan membicarakan drama pribadi atau masalah yang dihadapi.

Hal ini dapat mengganggu fokus kita sekaligus mengganggu rekan kerja.

"Jika kita membutuhkan waktu ekstra untuk memenuhi tenggat waktu atau mengatasi konflik pribadi, kita bisa membagikan sedikit informasi pribadi."

Namun, hindari membagikan informasi pribadi dalam rapat bisnis formal atau kepada staf yang baru dikenal.

"Kecuali jika memang berbagi informasi pribadi adalah bagian dari agenda, seperti dalam latihan membangun tim," sambung Prewitt.

Jika bertemu dengan rekan kerja yang sering membagikan informasi pribadi, tanggapan kita bisa bervariasi tergantung pada minat kita untuk terlibat dalam hubungan pribadi.

"Kita dapat menyarankan untuk bertemu di luar jam kerja, seperti minum kopi atau makan siang, agar kita mempunyai lebih banyak waktu untuk bertukar cerita," tutur Prewitt.

2. Menghormati batasan orang lain

Penting untuk menghormati batas-batas orang lain. Prewitt mencatat, setiap orang memiliki gaya dan tingkat kenyamanan yang berbeda dalam membagikan detail kehidupan pribadi mereka.

Dalam lingkungan kerja, profesionalitas harus tetap dijaga. Kita perlu memahami budaya tempat kerja untuk mengetahui seberapa serius atau santai tempat itu.

Tindakan seperti membagikan lelucon harus dipertimbangkan dengan hati-hati, karena mungkin saja tidak pantas di situasi tertentu.

"Secara keseluruhan, orang ingin merasa aman, dihormati, dan diakui," papar Prewitt.

"Di tempat kerja, penting untuk bekerja menuju tujuan yang sama."

"Jangan cepat menghakimi orang lain yang melakukan sesuatu dengan cara berbeda, karena ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan tugas yang sama."

3. Tidak bergosip di kantor

Meskipun sulit dihindari, usahakan untuk tidak menyebarkan rumor atau berbicara buruk tentang rekan kerja.

Hal ini dapat menyebabkan rekan kerja tidak percaya pada kita dan dapat menurunkan semangat kerja.

Berpartisipasi dalam gosip kantor juga bisa menciptakan suasana kerja yang buruk, menyebabkan perasaan marah, frustrasi, dan merasa tidak berdaya.

Jika ada rekan kerja yang datang kepada kita menceritakan drama kantor terbaru, apa yang harus dilakukan?

"Berbicara langsung dan jujur dengan rekan kerja tersebut bisa membantu," saran Prewitt.

"Katakan bahwa kita lebih suka tidak terlibat dalam gosip atau mempertanyakan kebenaran informasi yang disampaikan."

"Selain itu, sampaikan kita terlalu sibuk dengan pekerjaan kita sehingga tidak dapat memikirkan urusan orang lain," sambungnya.

4. Menentukan jadwal kerja

Karyawan mungkin merasa sedang bekerja 24 jam karena ada tenggat waktu penting yang harus dipenuhi.

Namun, ada baiknya membuka percakapan jujur dengan atasan dan rekan kerja tentang tuntutan kerja yang realistis.

"Sebagai contoh, jelaskan bahwa kita biasanya tidak akan merespons email atau pesan teks setelah pukul enam sore kecuali sudah dibahas sebelumnya," ujar Prewitt.

Tentukan jam kerja yang kita anggap wajar, misalnya dari pukul 07.00-16.00 atau pukul 10.00-19.00, dan pastikan untuk mengabarkannya kepada rekan kerja.

Jika kita bekerja sama dengan rekan kerja pada suatu proyek, ada baiknya melakukan pertemuan berkala untuk saling memperbarui tenggat waktu, tanggung jawab, dan ekspektasi.

"Apabila kita memiliki jadwal lain di luar pekerjaan, seperti menyaksikan anak bertanding sepak bola, beri tahu rekan kerja kapan kita absen agar tidak merasa terbebani dan bisa memberikan dukungan pada anak dengan tenang," kata Prewitt.

5. Manfaatkan waktu istirahat

Pastikan untuk mengambil waktu istirahat makan siang, karena seringkali kita terlalu fokus pada pekerjaan dan lupa beristirahat.

Beristirahat untuk makan, menyelesaikan tugas atau berjalan-jalan di luar dapat membantu meningkatkan produktivitas kerja dan suasana hati secara keseluruhan.

Selain itu, mengambil jeda juga membantu kita berinteraksi dengan rekan kerja secara lebih baik karena kita merasa lebih santai, tidak kelelahan, dan lebih terbuka terhadap umpan balik atau kolaborasi.

"Ada latihan kesadaran diri yang baik bagi orang yang merasa tidak punya waktu," cetus Prewitt.

"Kita setidaknya harus menyisihkan 60 detik untuk berhenti melakukan apa yang sedang dilakukan, terutama jika kita biasanya beralih dari satu tugas ke tugas lain."

Selama 60 detik, fokuslah pada pernapasan, terhubung dengan sekitar, dan perhatikan bagaimana perasaan kita.

6. Berterus terang

"Ketika seseorang melanggar batasan kita di tempat kerja, penting untuk mengatakannya meskipun mungkin terasa tidak nyaman."

"Kita perlu menjelaskan dengan spesifik masalah tersebut, bagaimana itu menyakiti atau menyinggung kita, dan bagaimana kelanjutannya," sebut Prewitt.

Jika kita berurusan dengan rekan kerja yang bersifat toksik atau pasif-agresif, atau jika masalahnya tidak terselesaikan, sebaiknya melibatkan atasan.

Jangan lupa mencatat interaksi, termasuk tanggal, waktu, dan hal yang terjadi.

"Ketika kita merasa dilecehkan atau dirundung rekan kerja, atau jika kita merasa tidak nyaman dengan perilaku rekan kerja tertentu, sebaiknya segera memberi tahu atasan."

"Jika perilaku tersebut berasal dari atasan, maka laporkan ke atasan orang tersebut."

"Berikan detail sebanyak mungkin tentang insiden atau masalah yang terjadi dan tanyakan opsi apa yang ada untuk mengatasi situasi itu," lanjutnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/05/03/170000520/cara-menetapkan-batasan-di-tempat-kerja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke