Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Tidur Lagi Setelah Bangun Subuh Bikin Tubuh Lelah?

Kompas.com - 21/11/2016, 15:00 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Merasa tidurnya tidak cukup atau masih mengantuk, banyak orang kembali melanjutkan tidur setelah terbangun lebih awal. Misalnya, umat muslim yang bangun untuk ibadah salat Subuh.

Menurut dr. Astuti Sp.S (K) dari Klinik Gangguan Tidur di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, kebiasaan tidur lagi setelah bangun subuh sebenarnya tidak menyehatkan.

"Karena tidak ada manfaatnya (tidur lagi). Enggak dapat apa-apa, nanti malah tambah lelah," jelas Astuti.

Anggapan yang keliru jika tidur lagi setelah bangun subuh dapat mencegah tak mengantuk di siang hari. Astuti menjelaskan, tidur yang berkualitas meliputi lima siklus atau arsitektur tidur, mulai dari mengantuk, tidur dalam, hingga terbangun kembali.

Lima tahapan tersebut akan tercapai dalam waktu 7-8 jam. Ketika seseorang sudah terbangun, maka tidak bisa dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Pada tahapan terakhir siklus tidur, yaitu rapid eye movement (REM), tubuh secara perlahan akan siap untuk terbangun dan menjalani aktivitas sehari-hari.

Dalam tahapan tidur tersebut yang terjadi pada subuh atau pagi hari, tekanan darah, detak jantung, sistem respirasi, hingga temperatur tubuh akan meningkat.

"Kalau dipaksakan tidur lagi, nanti lelah karena badan sudah siap untuk aktivitas, tapi kok disuruh atau dipaksa lagi masuk ke dalam tahap relaksasi (tahap awal dari siklus tidur," ungkap Astuti.

Melanjutkan tidur di pagi hari tidak akan memenuhi lima tahapan tidur yang berkualitas tadi. Saat bangun pagi, justru tidak terasa lebih segar, malah lelah, bahkan pusing.

Jadi, setelah bangun subuh sebaiknya tidak perlu tidur lagi. Mulailah tidur malam lebih awal, misalnya pukul 20.00 atau 21.00 agar memenuhi lima siklus tidur saat bangun di waktu subuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com