Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infeksi Berat Mengancam Pak Harto

Kompas.com - 15/01/2008, 13:36 WIB

JAKARTA, KCM - Menurunnya kondisi kesehatan mantan presiden Soeharto tidak terlepas dari infeksi berat yang menyerang dan menggangu fungsi beberapa organ. Dalam keterangan kepada pers  hari Selasa (15) pagi, tim dokter dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) menyebutkan bahwa mantan penguasan Orde Baru itu menunjukkan tanda-tanda infeksi sistemik dan makin jelas mengarah pada sepsis atau infeksi berat.

"Ada tanda-tanda infeksi yang dialami Soeharto juga makin jelas mengarah ke sepsis ," ungkap Ketua Tim Dokter Kepresidenan, Dr. Mardjo Soebiandono Sp.B, kepada para wartawan.

Dalam istilah kedokteran, infeksi disebut sistemik bila mengenai tubuh secara keseluruhan.  Infeksi ini bisa disebabkan berubahnya kuman atau bakteri bersahabat menjadi merugikan atau bersifat patogen akibat menurunnya daya tahan tubuh. Kini, infeksi sitemik tersebut makin mengancam kondisi Soeharto, karena sudah menunjukkan ke arah sepsis atau sindroma klinik akibat komplikasi infeksi berat yang sudah ditandai dengan disfungsi multi organ. 

Menurut keterangan Dr. Sutji Mariono, ahli paru-paru yang menangani Soeharto, penyebaran infeksi pada tubuh Soeharto saat ini masih terus diteliti dan diobservasi. Namun infeksi ini harus segera diatasi karena dapat menimbulkan ancaman.

"Infeksi di paru itu yang pasti ada, ditempat lain juga ada.  Itu yang sedang kita telusuri sehingga infeksi ini tidak bertambah luas. Yang pasti, infeksi di mana-mana juga mengancam.  Jika tidak diatasi, penyembuhannya menjadi lebih lama dan  mengakibatkan obat-obatan yang diberikan pun menjadi tidak sensitif lagi. Jadi kita harus bisa mencegah hal itu terjadi," terang Sutji.

Yang paling parah, lanjut Sutji, jika tidak segera diatas, infeksi ini akan berakibat fatal buat Soeharto. "Jika infeksinya makin parah, nafas pun bisa berhenti, demam tinggi dan bisa menimbulkan gangguan berbagai macam organ. Jantung bisa gak bergerak," paparnya.

Untuk mengatasi infeksi ini,  tim dokter telah berupaya dengan memberikan obat-obatan untuk menaikan daya tahan tubuh. "Kami memberikan obat-obatan untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Jika beliau cepat sembuh itu bagus," lanjutnya

Ia menerangkan, infeksi pada tubuh Soeharto bisa disebabkan oleh banyak faktor. "Bisa kuman bisa virus, bakteri, jamur atau apapun. Infeksi paru pada orang lanjut usia sebenarnya lumrah terjadi. Dalam paru-paru kita pun juga sebenarnya ada jamur atau bahkan di seluruh tubuh kita, namun pada orang yang sehat, kuman dan jamu tersebut tidak menimbulkan penyakit," tambah Sutji  

Sementara itu Mardjo menambahkan bahwa salah satu penyebab infeksi ini bisa jadi akibat pemasangan alat bantu pernafasan (ventilator). "Ini sebenarnya sudah diperkiraan sebelumnya, bahwa pemasangan alat ini akan menimbulkan terjadinya komplikasi.  Namun begitu pemasangan ventilator tak dapat dihidari karena mantan presiden Soeharto membutuhkan alat bantu pernafasan. Kalau ventilator tidak dipasang, saya gak tau apa yang terjadi," ungkap Mardjo

Menurunnya fungsi haemodinamik
Sementara itu anggota tim dokter lainnya,  Dr. April Retno Soesilo dari bagian Anastesi Consultan Intensive Care, mengemukakan bahwa  menurunnnya fungsi paru juga dapat disebabkan oleh keadaan fungsi haemodinamik, atau kerja jantung secara keseluruhan..

"Fungsi organ itu juga tergantung dari kemampuan jantung.  Nah kalau aliran darah dari jantung kurang baik, sehingga dapat berpengaruh ke seluruh organ. Sehingga jika fungsi organnya tidak mendapat suplai darah dan oksigen yang cukup, maka fungsinya akan menurun. Ventilator hanya membantu saja, tetapi fungsi organ ini harus diperbaiki secara menyeluruh," ungkapnya.. 

Menurutnya, munculnya jamur atau kuman penyebab infeksi juga bisa disebabkan oleh pemberian obat antibiotik.
"Sejak Soeharto masuk rumah sakit ini beberapa hari lalu, beliau harus mendapat pemasangan alat-alat yang bersifat invasif dan ini harus ada pencegahan melalui pemberian obat-obatan antibiotik sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com