Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuni Shara: Parang Tersayang

Kompas.com - 22/01/2008, 14:05 WIB

JAKARTA, SELASA - Kalau bicara soal parang dengan Yuni Shara, itu pasti bukan tentang senjata tajam tradisional, melainkan motif batik. Gara-gara amat menyukai motif parang, vokalis pop ini terdorong untuk memasukkan busana batik ke dalam koleksi pakaian kasualnya.

Aku pemilik nama asli Wahyu Setyaning Budi ini, sebelum tahun lalu ia hanya memandang batik sebagai busana untuk acara resmi. "Dulu aku cuma pakai kain batik dan kebaya untuk ke acara resmi seperti resepsi pernikahan," kata nyonya yang satu ini. "Tapi, mulai 2007, aku juga suka pakai busana batik yang kasual. Misalnya, blus dari batik belel aku pakai dengan celana jeans belel. Keren lho," sambung pemilik tubuh mungil ini. Dalam koleksi busana batik kasualnya ada pula, sebut saja, blus tanpa lengan dan rok mini.

Ketika beribadah umrah pada 2007, Yuni juga membawa gamis yang terbuat dari batik. "Di sana, di waktu aku sudah boleh pakai busana bebas, enggak usah lagi pakai kostum seragam rombongan atau pakaian untuk ibadah, aku pakai gamis batik. Ternyata, karena aku pakai gamis batik, orang-orang, biarpun baru melihat aku dari belakang, langsung tahu bahwa aku dari Indonesia," kenangnya.

Sebelum berumrah, blus tanpa lengan merajai koleksi busana batik kasualnya. Namun, setelah umrah, ia memilh untuk meninggalkan pakaian jenis itu. "Aku harus menambah blus batik yang ada lengannya," tambahnya.       

Selain karena ia perempuan Jawa, kesukaannya yang sangat kepada motif parang-lah yang membuatnya menjadi penggemar busana batik. "Aku suka banget motif parang apa saja. Dari situ aku mulai melihat motif-motif yang lain," terang wanita kelahiran Malang (Jawa Timur), 3 Juni 1972 ini.        

Lantaran cinta kepada karya bangsa sendiri itu, sengaja atau tidak Yuni pun menularkan kegemaran barunya tersebut kepada orang-orang lain di sekitarnya. "Orang-orang yang bekerja untuk aku, teman-temanku, kalau aku pakai baju batik yang 'lucu', mereka bilang, 'Mau dong, Pesan dong.' Ya sudah, aku bikinkan atau belikan untuk mereka. Makanya, kalau ke Yogyakarta, aku nyempetin belanja batik. Aku jadi kayak pedagang batik saja," tutur Yuni, yang pernah berbisnis butik busana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com