Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kanker Serviks Terus Meningkat

Kompas.com - 10/02/2008, 14:09 WIB

BANDUNG, MINGGU – Obat untuk penyakit kanker hingga saat ini belum ditemukan. Itu sebabnya pencegahan primer dengan menghindari faktor resiko adalah yang paling mungkin untuk dilakukan. Di antara jenis penyakit kanker, kanker serviks adalah yang paling banyak diderita dan menimbulkan banyak kematian.

Menurut Herman Susanto dalam Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Ilmu Obstetri dan Ginekologi, Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Sabtu (9/2), berdasarkan World Cancer Report dalam dua dekade mendatang akan terjadi kenaikan kasus kanker, yaitu sebanyak 50 persen. Pada tahun 2000 jumlahnya 10 juta kasus dimana 4,7 juta penderitanya adalah wanita. Tetapi pada tahun 2020 diperkitakan jumlah kasusnya menjadi 15 juta.  Pada tahun 1992, di Indonesia, kanker berada di urutan enam sebagai  penyakit ganas yang mematikan.

Di antara penyakit-penyakit kanker,  setiap tahunnya muncul sekitar 500.000 kanker serviks baru di dunia. Sebanyak 80 persen terjadi di negara berkembang dan 200.000 di antara penderita kanker serviks tersebut meninggal setiap tahunnya.
 
Di Indonesia, sepanjang tahun 1988 – 1994 dari 10 jenis penyakit kanker, kanker serviks paling tinggi kasusnya, mencapai 26.200 kasus. Jenis kanker lainnya setelah kanker serviks adalah kanker payudara, kulit, nasofaring, kelenjar getah bening. ovarium, rektum, tiroid, jaringan lunak, dan kolon.  Di Jawa Barat berdasarrkan data dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) tahun 1987 – 1988 sebanyak 20,09 penderita kanker merupakan penderita kanker serviks.

Di RSHS jumlah pasien kanker serviks terus meningkat dari tahun ke tahun. Penderita yang berobat mencapai 400 orang per tahunnya. Kanker serviks disebabkan oleh hubungan seksual dini, partner seks lebih dari satu, infeksi virus papiloma humanus (VPH), sosioekonomi rendah, perokok, nutrisi buruk, berpasangan dengan lelaki yang beresiko tinggi, dan terinfeksi HIV.

Pencegahan bisa dilakukan dengan pemeriksaan dini lewat pap smear. Untuk pencegahan kanker secara umum Herman menyarankan agar mengurangi konsumsi tembakau, promosi gaya hidup sehat dan diet, serta pemeriksaan dini untuk kanker serviks dan kanker payudara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com