Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan Cepat Saji,Rusak Lever, Tingkatkan Kolesterol Baik

Kompas.com - 15/02/2008, 23:47 WIB

PARIS, JUMAT - Sebulan penuh mengonsumsi makanan cepat saji tanpa latihan fisik yang berarti berisiko tinggi meningkatkan enzim yang menjadi tanda rusaknya organ lever. Demikian simpulan yang muncul dari penelitian yang terinspirasi oleh film dokumenter "Supersize Me."

Namun para peneliti, yang melaporkan penemuannya hari kamis lalu juga tertarik untuk menemukan bahwa sejumlah besar burger, kentang goreng dan soda dapat meningkatan kolesterol baik (kolesterol high density lipoprotein-HDL). Para peneliti di Swedia ini meminta sekitar 12 laki-laki dan 6 wanita yang rata-rata berusia 20-an tahun, kondisi tubuh langsing dan secara umum sehat, untuk makan dua kali sehari di McDonalds, Burger King atau restoran cepat saji lain selama lebih dari empat minggu.

Para sukarelawan ini juga diminta untuk menghentikan latihan fisik untuk sementara waktu. Tujuannya untuk meningkatkan berat tubuh dari 10 sampai 15 persen untuk mengukur efek sentakan asupan kalori yang tiba-tiba. Contoh darah sudah diambil sebelumnya, selama dan sesudah eksperimen untuk memonitor kadar enzim alanine aminotrasnferase atau ALT, sebuah penanda potensial bagi rusaknya lever yang sering tampak pada mereka yang kecanduan alkohol dan para pasien hepatitis C. Kadar ALT meningkat secara tajam hanya dalam waktu satu minggu dan empat kali lipat dari rata-rata selama periode penelitian, ungkap Frederik Nystrom, seorang dokter dari University Hospital of Linkoping.

"Hasilnya cukup menakutkan saya," ujarnya pada AFP. "Salah satu subyek harus dikeluarkan dari penelitian ini karena kadar ALT nya 10 kali melebihi kadar normal." Bagi 11 dari 18 subyek lain, ALT meningkat dan menggambarkan kondisi lever bakal rusak, meski di antara mereka tidak minum alkohol atau mengalami kerusakan hati, ujar Frederik.

Dua orang lain lainnya mengalami yang disebut liver steatosis, atau perlemakan pada lever, kondisi meningkatnya sel-sel lemak hingga membahayakan lever, ujarnya. Steatosis terkait dengan berkembangnya penyakit diabetes tipe 2 (penyakit yang banyak diderita negara-negara industri dan telah menjadi epidemik).

Dipublikasikan di British Medical Association's journal Gut, temuan ini "membuktikan bahwa tingginya kadar ALT dapat disebabkan semata hanya oleh makanan," jelas Nystrom. Tanda rusaknya organ hati ini terkait dengan karbohidrat. Inilah kunci dari temuan ini, jelasnya. "Jadi ini bukan soal lemak dalam hamburger, tetapi agaknya masalahnya justru ada pada gula di dalam minuman cola itu sendiri," ujarnya.

Namun, hasil temuan yang paling menakjubkan adalah implikasinya yang menyatakan bahwa konsumsi makanan cepat saji yang cukup intensif justru juga baik buat kesehatan, utamanya dari lemak. "Kami menemukan bahwa kolesterol HDL yang sehat pada dasarnya meningkat selama empat minggu lebih" jelas Nystrom. HDL, disebut kolesterol baik, bekerja membersihkan dinding pembuluh darah mengurangi ekses kolesterol jahat yang menyebabkan terjadinya pengerasan arteri penyebab serangan jantung dan membawanya ke lever untuk diproses.

Soal "French Paradox" (paradoks Perancis) dikatakan Nystrom. Selama hampir dua dekade, para ilmuwan telah bergelut menjelaskan betapa orang-orang Perancis dapat mengonsumsi makanan tinggi lemak---dari mentega, krim, keju, dan daging-- namun pada umumnya mereka justru jarang ada yang menderita penyakit jantung dan hipertensi.

"Temuan ini menunjukkan bahwa meningkatnya lemak jenuh terkait dengan meningkatnya kolesterol baik, yang menyehatkan," jelasnya. Babi-babi muda Swedia yang diberi makan sekurangnya dua kali makanan cepat saji setiap hari ditemukan menaik berat badannya 15 persen dari berat maksimum. Rata-rata mereka mengalami pembengkakan berat hingga 14,3 pounds atau 6,5 kilo. sementara seorang mengalami peningkatakan sekitar 26,4 pounds atau 12 kilo.

Nystrom mendapatkan ide untuk penelitian ini dari film dokumenter yang dinominasikan Oscar tahun 2004 lalu "Supersize Me," dimana pembuatnya Morgan Spurlock meminta para dokter untuk memonitor dirinya selama lebih dari 30 hari selama dia mengonsumsi makana produk McDonalds dari pagi, siang hingga malam. Para dokter begitu terkejut dengan kimia darahnya--termasuk kadar skyrocketing ALT-- yang membuatnya harus menghentikan eksperimen ini.

"Saya tak hanya terinspirasi oleh film, saya mengkopinya sesuai dengan kemampuan saya sebaik mungkin," jelas Nystrom. Film ini mendorong adanya sebuah perubahan dalam kaitannya dengan pesoalan makanan cepat saji. Setidaknya penyedia makanan ini telah mulai mengubah meu menjadi menu yang cukup menyehatkan. Bahkan dalam situs yang mereka punya, McDonald's dan Burger King mempromosikan produk rendah lemak dan salad -- disamping burger klasik dan cola -- dan menawarkan petunjuk diet seimbang dan gaya hidup sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com