Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Dampak Pencemaran Air terhadap Kesehatan

Kompas.com - 29/08/2008, 10:18 WIB

Merebaknya hepatitis A di DI Yogyakarta, terutama di kalangan mahasiswa, merupakan peringatan keras bagi masyarakat agar lebih teliti soal kebersihan. Ini disebabkan virus hepatitis A cepat menular pada orang-orang yang bersinggungan dengan lingkungan yang tidak bersih. Makanan dan minuman yang tidak dicuci dengan air bersih dan tidak diolah secara baik, apabila terkontaminasi virus hepatitis A dapat menjadi media penularan penyakit itu. Air yang tercemar juga dapat menjadi media berkembangnya virus tersebut.

Pentingnya kebersihan sumber air menjamin kesehatan penggunanya. Sebagian besar masyarakat DIY masih menjadikan sumur sebagai sumber air dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dari 70 persen dari 438 desa/kelurahan di DIY masih memanfaatkan air sumur untuk minum dan memasak (2006). Pengguna sumur gali dan pompa di Kota Yogyakarta saja-mengacu data Dinas Kesehatan dan PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta-mencapai 35.202 kepala keluarga. Sisanya memanfaatkan PAM atau air mineral, pompa tangan atau listrik, mata air, dan air hujan sebagai sumber air (lihat Grafis 1).

Sayangnya, tidak semua desa/kelurahan di DIY kondisi sumber airnya baik. Padahal, kebersihan air menjadi salah satu penentu kesehatan penggunanya. Mengacu pada pendataan Badan Pusat Statistik DIY, pascagempa 27 Mei 2006 terdapat 41 desa/kelurahan yang mengalami gangguan pencemaran air. Beberapa kasus pencemaran air, menurut catatan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) DIY, antara lain karena limbah pabrik, restoran, dan peternakan sapi.

Meskipun jumlah desa/kelurahan di DIY yang tercemar airnya lebih sedikit dibandingkan yang mengalami pencemaran udara atau suara (lihat Grafis 2), tetapi lebih mengkhawatirkan dampaknya. Pasalnya, air yang tercemar dapat menjadi pengantar berkembangnya berbagai penyakit, antara lain diare, tifus, dan hepatitis A. (NURUL FATCHIATI/LITBANG KOMPAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com