Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saudara Tua" Beri Kami Shinkansen...

Kompas.com - 01/11/2008, 06:12 WIB

Bila Shinkansen terbangun, Jakarta-Surabaya cukup 2 jam 20 menit. PT Inka pun merasa mampu membangun di markasnya di Madiun, Jawa Timur. Setidaknya, membangun badan (carbody), bogie (komponen roda dan suspensi), dan interior. Sementara mesin, transmisi, hingga pantograf dapat diimpor.

Mengapa Shinkansen? Mengapa bukan Les Trains Grande Vitesse (TGV) produksi Perancis atau Inter City Express yang digunakan di Jerman? Sebab, PT Inka ”dekat” dengan Nippon Sharyo, produsen Shinkansen.

Sejak didirikan pada 29 Agustus 1981, Inka memang telah dibimbing Nippon Sharyo. Dijadikannya KA Jepang sebagai kiblat adalah ekses dari pinjaman Jepang melalui Overseas Economic Cooperation Fund senilai 525 juta dollar AS pada awal 1980-an.

Dari pinjaman Jepang itu, dibuatlah 400 gerbong barang. Sembari memproduksi, berlangsunglah alih teknologi. Pekerja generasi pertama PT Inka pun dikirim ke Jepang, di antaranya Roos Diatmoko, yang kini menjabat Direktur Utama PT Inka.

Apabila kajian roadmap perkeretaapian Indonesia direalisasikan, KA supercepat beroperasi mulai tahun 2020. Kajian itu disusun Japan Transportation Consultants dan didanai Japan Bank for International Coorporation.

Andai KA supercepat jadi dibangun, PT Inka akan bermitra dengan Nippon Sharyo memproduksi Shinkansen tipe N-700. Sekali jalan, Shinkansen mengangkut 1.323 penumpang, setara 12 pesawat Boeing 737-300, yang kini biasa terbang di Indonesia.

Akankah Dibangun?

Sulit menjawab kapan KA supercepat ini mulai dibangun sebab bangsa ini tak punya visi jelas dalam membangun transportasi. ”Lihat, apakah ada investasi serius Indonesia di perkeretaapian? Tidak ada,” ditegaskan Pierre-Damien Jourdain.

Jourdain bekerja untuk Alstom, produsen KA Perancis. Tahun lalu, KA Alstom mencetakrekor, yakni 574,8 km per jam. Dua kali lebih cepat dari Shinkansen!

Pesan di balik kedatangan Alstom adalah produsen KA supercepat telah hadir, tetapi sikap kita tetap tak jelas. Selain memang tiada dana untuk itu.

Padahal, kita bermimpi sejak 1990-an. Studi Perancis Societe Nationale des Chemins de Fer (SCNF) telah mengestimasi 6,14 miliar dollar AS untuk KA supercepat Jakarta-Surabaya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com