Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saudara Tua" Beri Kami Shinkansen...

Kompas.com - 01/11/2008, 06:12 WIB

PT KA bermimpi sama. Julison Arifin, Direktur Pengembangan Usaha PT KA menyatakan, kalau jadi, stasiun KA supercepat dibangun di Manggarai (Jakarta) dan Gubeng (Surabaya). Lahan PT KA di dua tempat itu masing-masing 20-30 hektar.

Agar tiket tak terlalu mahal, biaya operasional disubsidi pendapatan bisnis non-inti dari dua stasiun KA supercepat. Direncanakan, 50 persen pendapatan dari tiket, 30 persen dari bisnis di Stasiun Manggarai, dan 20 persen dari bisnis di Gubeng.

Saat kita masih bermimpi dan mengkaji, awal 2007, Vietnam mengumumkan pembangunan KA supercepat Hanoi-Ho Chi Minh City (1.630 km). Investasinya sebesar 33 miliar dollar AS.

Memang tak murah membangun KA supercepat. Selain harus mengimpor teknologi tinggi yang belum kita kuasai, prasarana juga harus dibangun dari nol. Supaya tiada perlintasan sebidang, harus dibangun jembatan layang rel Jakarta-Surabaya.

Belum lagi persinyalan, instalasi listrik, pusat kontrol, hingga perangkat satelit. Dibutuhkan pula investasi pendidikan masinis dan kru serta sosialisasi bagi pengguna agar perjalanan KA lancar. Karena sistem nyaris sempurna, rata-rata keterlambatan per Shinkansen adalah 20 detik!

Walau tak murah, menimbang besarnya biaya eksternal moda transportasi lain, KA supercepat layak dibangun. Siapa pembangunnya? Tentu inisiatif pemerintah, lalu menggaet swasta.

Teknologi mana? Patut dipertimbangkan Nippon Sharyo dengan Shinkansen-nya. Sebab, kerja sama dengan Nippon Sharyo mesti dipandang sebagai konsekuensi pendirian PT Inka dengan pengaruh teknologi Jepang. Bila ingin maju, kita harus konsisten dengan pilihan masa silam.

Setelah melihat kondisi KA Jabotabek tahun 2000, Kaisar Akihito menghibahkan KRL AC seri 6000 sebanyak 72 unit. Siapa tahu, kini Pemerintah Jepang mau meminjamkan uang. Bila Jepang mau dan berniat membantu membangun Shinkansen, hal itu akan menjadi kado termanis persahabatan 50 tahun Indonesia-Jepang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com