Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Jepang Bikin Harga Kerajinan Selangit

Kompas.com - 02/11/2008, 18:31 WIB

JAKARTA, MINGGU - Sejumlah perajin di Yogjakarta mampu menambah keuntungannya. Ini menimpa perajin yang telah menyesuaikan kualitasnya produknya sesuai dengan standar Jepang. Alhasil, barang kerajinan yang biasanya hanya dijual sekitar Rp5.000-an, dapat dijual dengan harga 10 kali lipat.

Mislanya, mainan kodok bunyi yang dipasarkan Alun-Alun. Mainan ini, biasanya dijual murah di pasar kaget. Bahan pembuatannya pun sangat sederhana, hanya membutuhkan tanah liat, kertas semen, dan cat. Namun, perajin binaan Alun-Alun mampu memperhalusnya dan memenuhi standar kualitas Jepang, harganya menembus angka Rp50.000 per buah.

"Kualitasnya memang sudah lain. Kodok-kodokan atau kodok bunyi ini dijual dengan harga Rp50.000 per buah, burung dari daun lontar dijual Rp21.800 per buah, peralatan masak-masakan seperti ini harganya Rp100.000," ujar SPG Craft Alun-Alun, Rudi, kepada Kompas.com ketika ditemui di Indonesia Japan Expo 2008, Minggu (2/11).

Demikian halnya dengan kain lurik asli Jogja yang biasanya dijual dalam bentuk baju dalang, sekitar Rp30.000 per buah. Saat diolah dengan standar kualitas Jepang, harganya dapat didongkrak menjadi Rp450.000-Rp2 juta per buah dalam bentuk kimono.

"Luriknya kita ubah jadi lebih padat dan rapi tenunannya, benangnya juga tidak putus-putus, warnanya tidak luntur. Sehingga kualitasnya menjadi bagus. Masalahnya, standar Jepang kan tinggi ya. Terkadang kami juga kesulitan menghadapi kebiasaan perajin binaan yang mudah puas dan malas," jelas Lilies dari Bengkel Bekel.

Tidak mau ketinggalan juga dengan para perajin bambu. Sebuah lampu berbentuk medusa (ubur-ubur) dijual dengan harga 70.55 dolar amerika atau setara Rp670.000 per buah.

"Sebagian besar perajin itu tidak tahu selera pasar di Jepang. Jadi saat mereka bisa membuat produk kualitas dan selera orang Jepang, produk itu dapat dijual mahal," tutur Project Executive Jetro Jakarta, Arif Purnomosidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com