Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Peningkatan Kasus DBD

Kompas.com - 27/02/2009, 22:11 WIB

JAKARTA, JUMAT - Penyebaran penyakit demam berdarah terus meluas di berbagai daerah di Tanah Air. Hal ini disebabkan perubahan cuaca yang menimbulkan banyak genangan air sebagai sarang nyamuk. Untuk itu, masyarakat diimbau mewaspadai peningkatan ka sus demam berdarah dengue dalam beberapa bulan ke depan.

Menurut Staf Pengajar Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, I Made Jaya, Jumat (27/2), di Jakarta, suhu udara dan kelembaban sangat terkait dengan penyebaran nyamuk vektor penular DBD.

"Untuk mengantisipasi ledakan jumlah kasus DBD, pemerintah dan masyarakat seharusnya memberantas sarang nyamuk dan memantau jentik-jentik nyamuk sejak awal musim hujan atau November lalu sampai Mei nanti. Jadi, perkembangbiakan nyamuk aides bisa dicegah," kata Made.

Bila ada seseorang menderita demam atau gejala demam berdarah di lingkungannya, warga diimbau agar segera melaporkan ke aparat setempat sehingga penyemprotan bisa segera dilakukan. Pada kenyataannya, penyemprotan pestisida untuk membunuh nyamuk biasanya terlambat dilakukan.

Made juga mengingatkan agar pemerintah mengantisipasi kelangkaan bahan penyemprotan baik bahan pelarut maupun pestisida. "Petugas kadang menyemprot hanya dengan solar atau menggunakan pestisida tidak sesuai dosis karena terbatasnya persediaan solar. Ini bisa memicu resistensi nyamuk sehingga penyemprotan jadi kurang efektif," ujarnya.

Sejauh ini, pemerintah pusat berupaya mempercepat ketersediaan kebutuhan mesin fog di daerah, minimal 4 unit mesin setiap kecamatan, meningkatkan kemampuan daerah dalam menangani penderita DBD. "Penyemprotan paling bagus pada jam 6-9 pagi, dan jam 4-6 sore, sesuai aktivitas terbang dan mencari makan dari nyamuk aedes pembawa virus dengue," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan, Tjandra Yoga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com