Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Penambang Tradisional Dilaporkan ke Polisi

Kompas.com - 28/05/2009, 17:14 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com — Warga Dusun Selorejo, Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, menolak penggalian bahan tambang batu fosfat oleh PT Margola di desanya. Sebab, penggalian dengan alat berat yang sudah berlangsung sejak tahun 1999 itu telah berulangkali menimbulkan bencana longsor yang meresahkan warga.

"Demi keselamatan warga semua, kami berharap surat izin penambangan bagi PT Margola tidak lagi diperpanjang oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang," ujar Soim, salah seorang warga Dusun Selorejo, Kamis (28/5).

Penambangan oleh PT Margola dilaksanakan di lahan seluas 22,8 hektar. Tanah tersebut, menurut Soim, sebenarnya adalah tanah desa yang dipinjam pakai oleh PT Margola.

Bencana longsor cukup besar terjadi pada tahun 2004. Ketika itu, enam rumah milik warga Dusun Selorejo hancur berantakan tertimpa tanah dan bongkahan batu yang ada di atasnya. Setelah itu, longsor dalam skala kecil terus-menerus terjadi setiap turun hujan.

Di tanah milik desa tersebut, warga biasanya juga melakukan kegiatan bertani dan menambang secara manual. Namun entah mengapa, dengan berdalih telah memiliki lahan tersebut, enam warga yang menggali di kawasan tersebut akhirnya dilaporkan PT Margola ke Kepolisian Sektor (Polsek) Salaman dengan tuduhan mencuri fosfat.

"Ini hanya sekadar dalih mereka untuk mengalihkan perhatian atas perusakan lingkungan yang telah dilakukan di Bukit Menoreh," ujar Sri Waryanti, kuasa hukum warga dari Lembaga Advokasi Hak Asasi Manusia dan Bantuan Hukum Yogyakarta.

Enam warga yang dilaporkan telah mencuri fosfat adalah Pujo Prayitno (55), Ahmad Yudi (49), Budi Setyo Haryanto (18), Puji Hidayat (22), Nastangin (21), dan Ngatini (49). Mereka kini masih dimintai keterangan sebagai saksi di Polsek Salaman.

Kepala Polsek Salaman Ajun Komisaris Polisi Endang Suwartini, saat ditemui kemarin, belum bersedia memberi keterangan karena kasus ini masih dalam penyelidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com