KOMPAS.com — Kebiasaan ngemil umumnya diawali sejak usia sekolah. Ketika ia sudah terbiasa jajan dan mengenal iklan-iklan di televisi yang mengaburkan penilaian penting atau tidaknya makanan yang ia makan. Anak yang terbiasa ngemil akan terbawa hingga dewasa. Adapun faktor penyebabnya antara lain:
- Kebiasaan keluarga
Tak bisa dipungkiri, keluarga yang biasa ngemil menjadi faktor penyebab anak jadi ikut-ikutan suka ngemil. Keluarga yang suka ngemil biasanya menyediakan stok camilan yang terus-menerus ada di meja makan sehingga, kapan pun anak ingin, selalu tersedia. Ditambah lagi, anak akan meniru apa yang dilihatnya sehari-hari. Melihat orangtuanya ngemil sambil menonton televisi, ngobrol, baca buku, apa pun dan kapan pun, ia akan meniru orangtuanya.
- Menyalurkan ketegangan
Anak yang pada dasarnya suka makan biasanya akan menyalurkan ketegangan/kegelisahan dengan ngemil, selama orangtua tidak mengarahkannya ke hal-hal positif.
Solusi
- Ganti camilan dengan buah-buahan sehingga anak lebih cepat kenyang. Selain itu, makan buah lebih sehat daripada ngemil makanan tinggi kalori/lemak.
- Usahakan anak makan sampai kenyang di jam-jam makan. Selama perutnya kenyang, keinginannya untuk ngemil akan berkurang dengan sendirinya.
- Latih anak untuk menyalurkan ketegangan/kegelisahannya dengan kegiatan yang lebih positif, seperti bernyanyi, olahraga, melukis, dan sebagainya.
- Jangan menyediakan camilan tinggi kalori/lemak di tempat yang mudah dijangkau anak-anak.
- Jangan jadikan ngemil sambil beraktivitas santai sebagai kebiasaan keluarga.
Narasumber: Ir Indah Muaris, Ahli Teknologi Pangan, Pemerhati Kulinologi.
(Marfuah Panji Astuti)
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.