Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sajak-sajak Dimas Arika Mihardja

Kompas.com - 16/06/2009, 01:10 WIB

Membangun Pelabuhan
: ary mhs ce’gu

setelah ayat 73 menghukummu
baik kita pugar pasar angso duo dan lapaklapak lopak
memasang sayap anakanak balam di pedalaman semak
atau menjual tempoyak dan lemang di simpang mayang

di simpang rimbo (dalam bayangbayang ruko terminal alam barajo)
anakanak kubu mengepit buku berburu waktu
dan aspal jalan yang kaupijak mulai mengelupas:
aku tandai batasbatas perjalanan di emperan matahari
pada bibir sungai batanghari

pada bibir sungai ini kita rajut batubatu
penyekat ruangwaktu penahan laju erosi puisi
nisannisan mengapung dari hilir ke huluan
melayarkan beribu rindu cericit burung
layarlayar pun berkibar ketika dengar guritmu
yang menjeritkan ayatayat:
siapa tersayatsayat?

bengkel puisi swadaya mandiri, 2007-01-28

Mengayuh Biduk
: cerita cinta sang bohemian yang kasmaran

biduk diatas air membawa ari melintasi pulau birahi
menuju pulau berhalo yang memisteri
menguak bianglala dan cakwawala
di dada nelly

nelly adalah sajak yang paling tuak
yang kautenggak di teras ketika menunggu kereta senja
gerak malam terasa berwarna
ketika kautanam sungai rembulan
di belakang taman makam pahlawan
di rindang reranting kamboja

telah kauziarahi kota mimpi
membakar matahari bersama nelly
menjelajahi kerinduan bintang yang menggelegar
meledakkan perkampungan mimpimimpi ani abunjani
merekontruksi requim kota kenangan
kemudian mengubur rumah bangkai
di dasar sungai batanghari pada dini hari

bengkel puisi swadaya mandiri, 2007-01-28
 
Mendulang Kerlip Bintang
: beri aku sajak yang paling tuak!

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com