Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sajak-sajak Dimas Arika Mihardja

Kompas.com - 16/06/2009, 01:10 WIB

adam di firdaus bicara orangorang hitam
seperti filsafat yang gelap
tapi sajak tetaplah simponi
yang melupa pada tali:
bunuh diri

bengkel puisi swadaya mandiri, 2007-04-01

Ayat 125—127, Para Penyair
: kalender pecah

gemuruh kota melupa alamat Kata
padahal Langit jua asal curah hujan
airmata. katakan katamu
dengan deru haru matahati
sebab sekepal daging dalam dirimu
selalu saja berseteru:
Malaikat dan Syetan

genapkan sayap malaikat
yang tumbuh pada Katakata
sebab sepotong ayat telah melengkapi
perjalanan musyafir di padang kembara
seperti oase, ekstaselah hanya pada Kata Pertama:
Sabda

selebihnya, biarlah kalender pecah
di luas sajadahNya

bengkel puisi swadaya mandiri, 2007-04-02
 
Ballada Musyafir Gila
: arsyad indradi
 
ada musafir gila
berjalan sepanjang lorong kumuh
memimpikan denyut kehidupan:
puisi penuh keindahan 

lihatlah, mantelnya kuyup oleh keringat semangat
padahal mentari di langit begitu menyengat
ia rebah di sofa merah
angin bangkit dan mengusik dengan kerisiknya
ia menyusun lembarlembar hatinya yang remuk
dan menatap tumpahan tinta hitam di lantai rumah
ia terbatuk dan terantuk
tapi gelegaknya berkata serak:
beri aku tuak sajak

hari ini kubuka paket berisi 142 penyair menuju bulan
jaketmu berlumuran darah kata
nafasmu tersengal, tapi kulihat tangan terkepal:
ajal, aku tak mau melayat langit

bengkel puisi swadaya mandiri, 2007-04-02

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com