aku sendiri membangun candi
dalam mimpi yang sulit diurai
di kedalaman hati: kau tegar
abadi.
Jambi, 1994
RIAK DAN OMBAK BATANGHARI
ada masanya engkau bicara kecipak riak
atau teriak ombak dalam sajak
semuanya saling desak
jika ingin bicaralah tentng angin
cuaca dingin atau soal lain:
satwa, aneka derita
doa-doa purba
bersilancar bersama debar
atau menggulung layar
di bidang dadaku tumbuh menyemak pusaran waktu
tetapi selalu lupa kaucumbu
sampan dan perahu melaju di hatiku
sejuta kata mengarus dan berpusar
di pasar: orang-orang saling menawar harga diri
gengsi atau menjajakan mimpi
di urat nadiku budak-budak jambi lasak
mengejar matahari—membakar sesaji
menebar jala—merenda makna
sementara irama gerakku—riak dan ombak itu
terus menderu menghanyutkan mimpimu
Pasar Angso Duo, 1994
UPACARA GERIMIS
pasukan hujan berbaris
pandang matanya mengiris nurani
mikrofon tegak di atas kehampaan
menyimpan aneka suara aneka irama
basah disiram resah
komandan upacara—ibu pertiwi
sedang bersedih hati
upacara kenduri tak usai
tak sampai tak terpahami
o, air mataku berlinang
nyanyikan bendera setengah tiang!
1993
CATATAN PERJALANAN, 5
(di bawah bayang bulan merah darah
dibawa daulat rakyat yang meluapluap
anakanak sejarah berderap
membuka sekatsekat birokrat yang mampat
kota telah berubah belantara
orangorang jadi binatang berbisa
ada juga sejenis trenggiling
yang suka menyelamatkan diri dengan cara tak terpuji)