Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya Bulan Madu Kedua

Kompas.com - 22/08/2009, 10:51 WIB

KOMPAS.com — Bulan madu tidak hanya dilakukan pasangan yang baru menikah. Bulan madu juga dibutuhkan oleh pasangan yang sudah menikah dalam waktu lama. Buat pengantin baru, segala sesuatu masih indah, jadi segalanya dianggap lancar dan aman. Tetapi setelah anak muncul, bisa jadi yang dulu indah sekarang mulai terasa hambar.

Rutinitas mencari uang, membesarkan anak, akan menjadi hiasan hari-hari Anda dan suami. Muncul rasa lelah dan kejenuhan. Nah, pada saat itulah bulan madu kedua sebaiknya dilaksanakan.

Lakukan sekarang!
Sebetulnya bulan madu kedua tidak beda halnya dengan yang pertama. Fungsinya sama, yakni melekatkan hubungan suami istri. Menurut psikolog Sani B Hermawan, bulan madu kedua “wajib” dilakukan pasangan suami istri yang sudah mempunyai anak, terutama yang telah melewati pernikahan di atas lima tahun. Aktivitas tersebut mampu mengembalikan situasi seperti awal menikah. Sayangnya, belum banyak pasangan suami istri yang menyadari akan pentingnya bulan madu kedua ini. Mereka hanya terheran-heran, tak mengerti mengapa hubungan berdua kian hambar dari waktu ke waktu.

Penyebab hambarnya hubungan ini bisa disebabkan oleh kesibukan masing-masing. Suami sibuk mencari uang, dan Anda sibuk mengurusi manajemen rumah dan anak. Aktivitas sehari-hari ini, tanpa terasa telah mengurangi “gairah” kehidupan berumah tangga.

Jika hal seperti itu dibiarkan maka ketegangan-ketegangan dalam rumah tangga akan semakin terasa. Laiknya mesin yang terus bekerja tentu memerlukan istirahat agar tidak terlalu panas. Begitu pula dengan rumah tangga Anda, perlu penyegaran dalam berhubungan.

“Apalagi pada kondisi saat ini, kesibukan membuat kesempatan berdua dengan suami semakin berkurang. Malah untuk makan malam sekali pun jarang dilakukan,” ujar Sani. Bulan madu kedua bukan berarti berlibur ke tempat yang jauh dengan biaya mahal, melainkan cukup dengan mengalokasikan waktu berkualitas antara Anda dan suami.

Secara psikologis, bulan madu kedua mampu memfokuskan pikiran suami dan Anda menjadi satu. Anda bisa berkomunikasi dengan suami tanpa “gangguan” anak-anak dan pekerjaan. “Pada saat berdua, perasaan jadi dihargai, diakui, dan dilayani. Aspek psikologi ini mendasari hubungan menjadi lebih dekat,” sambung direktur Lembaga Psikologi Daya Insani ini. Namun, Sani melanjutkan, bulan madu haruslah berlangsung berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. “Yakinkan bahwa ini benar-benar penting, untuk Anda dan pasangan,” katanya. Untuk itulah, Anda dan pasangan harus mempersiapkan mental sebelum bulan madu kedua. Jangan hanya gara-gara perdebatan tempat untuk bulan madu kedua, Anda malah jadi ribut dengan suami.

Jika pada perencanaannya saja sudah tegang maka bulan madu yang Anda lakukan akan sia-sia saja. Sani menyarankan agar bulan madu bisa dilakukan setiap tahun oleh pasangan suami istri. “Coba rasakan, pasti ada perbedaannya. Hubungan akan semakin hangat dan mesra,” tutupnya.

Awas gagal!
Walau bulan madu kedua indah, kita harus tetap hati-hati. Masalahnya, bagi pasangan tertentu bulan madu kedua malah memperuncing masalah. Masih ingat ketika Dewi Sandra akan bercerai dengan Surya Saputra? Nah, sebelum bercerai mereka melakukan bulan madu kedua. Hasilnya bukan membahagiakan, tapi malah bercerai. Ketika bulan madu itu, mereka malah membahas hal-hal yang tengah mengganjal prahara rumah tangga.

Sani menganggap kegagalan pasangan yang bermasalah sepulang bulan madu kedua, disebabkan mereka sering kali lupa mengerjakan “PR” (pekerjaan rumah) yang seharusnya diselesaikan selama dan sepulang bulan madu kedua. Pasangan biasanya terlalu yakin bahwa masalah secara otomatis akan sirna melalui bulan madu kedua. Padahal, dalam membina rumah tangga, memelihara hubungan suami istri tidak berjalan dengan sendirinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com