Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Donor Mata Besar

Kompas.com - 03/09/2009, 13:39 WIB

Yogyakarta, Kompas - Jumlah masyarakat yang ingin mendonorkan kornea mata ternyata besar. Berdasarkan data yang masuk ke Bank Mata-Rumah Sakit Mata Dokter Yap, calon donor yang ingin menyumbangkan mata mencapai 1.640 orang. Sementara itu, jumlah resipien yang ingin mendapat bantuan mata sehat mencapai 131 orang.

Hal ini diungkapkan Agus Pujianto, Kepala Seksi Humas RS Dr Yap Yogyakarta, yang dibenarkan oleh dokter spesialis mata sekaligus Bagian Sumber Daya Manusia Bank Mata, Agus Supartoto, Rabu (2/9). Agus Pujianto mengatakan hal ini di sela-sela proses pengambilan mata milik almarhumah Ny SS (81), warga Sorosutan, Yogyakarta, di Instalasi Forensik RSUP Dr Sardjito.

SS adalah pendonor mata yang meninggal Rabu pagi karena sudah sakit tua setelah menjalani perawatan di Sardjito. Proses pencangkokan kornea mata terhadap penerima akan berlangsung di RSUP Dr Yap.

"Di Sardjito hanya pengambilan kornea saja, sedangkan siapa nanti yang bakal menerima donor akan diseleksi dulu. Ada tim seleksinya," ujar Pujianto. Menurut dia, tahun lalu Bank Mata melakukan tujuh kali pencangkokan kornea, tahun ini hingga bulan Agustus sudah ada 22 kali pencangkokan.

Asing

Calon donor yang melalui Bank Mata tidak hanya berasal dari DIY, melainkan juga dari luar daerah, termasuk warga negara asing. Mereka adalah orang-orang yang tergerak hatinya untuk menyumbangkan indera penglihatannya yang sudah tidak berguna untuk kebaikan orang lain.

Namun, tidak semua kornea bisa dicangkokkan ke resipien. Ada beberapa kornea yang tidak bisa didonorkan, antara lain sudah cacat atau keruh, bekas penyakit tertentu, atau terlalu tua. Mata pendonor yang menderita penyakit menular juga tidak bisa diberikan ke orang lain.

Sementara itu, mata yang bisa dicangkok apabila resipien mengalami kekeruhan kornea akibat infeksi oleh pekerjaan atau kecelakaan. Bisa juga lantaran kornea keruh akibat bawaan sejak lahir (distrofi kornea), ataupun bekas operasi yang kemudian berakibat pada komplikasi kornea.

Pujianto mengatakan kendala utama donor kornea adalah keberadaan calon donor. Acap kali calon donor bepergian sehingga keberadaannya sulit dipantau. Padahal, kornea tersebut harus diambil secepatnya begitu yang bersangkutan meninggal dunia. (WER)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com