Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/10/2009, 06:46 WIB
 

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Memasuki musim hujan, penyakit demam berdarah dengue cenderung meningkat. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan meminta warga mewaspadai penyakit yang berjangkit lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Dadang Epid, Minggu (11/10), mengatakan, tiga dari tujuh kecamatan di Tangsel hingga kini masih dalam status zona merah demam berdarah dengue (DBD).

Ketiga kecamatan itu adalah Pondok Aren, Ciputat, dan Pamulang. Yang paling banyak angka kejadian DBD adalah Pondok Aren. Tiga kecamatan lain yang tidak masuk zona merah adalah Serpong, Serpong Utara, Ciputat Timur, dan Setu.

”Biasanya, memasuki musim hujan, curah hujan tidak menentu. Terkadang turun hujan dan beberapa hari kering. Saat seperti ini warga masyarakat harus waspada,” tutur Dadang.

Puskesmas Pondok Aren mencatat, daerah epidemi di Kecamatan Pondok Aren adalah Kelurahan Pondok Kacang Barat, Parigi, Parigi Lama, Pondok Aren, dan Pondok Jaya.

”Mengacu dari tahun lalu, November dan Desember, penyakit DBD biasanya memasuki puncaknya,” ujar Dadang.

Dinas Kesehatan Kota Tangsel mencatat, jumlah penderita DBD dari Januari sampai awal Oktober adalah 1.476 orang. Pada Agustus lalu, dua warga Pondok Karya meninggal dunia karena DBD.

Rawan banjir

Memasuki musim hujan, Pemerintah Kota Tangsel juga mewaspadai 10 titik rawan banjir di wilayahnya. Titik-titik rawan itu tersebar di tujuh kecamatan, yakni Serpong, Serpong Utara, Ciputat, Ciputat Timur, Pondok Aren, Pamulang, dan Setu. Penyebab utama banjir di kawasan itu adalah buruknya drainase dan minimnya daerah resapan air.

Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangsel mencatat, kesepuluh titik rawan banjir itu, antara lain, adalah Reni Jaya, Pamulang, Cempaka Putih, Pondok Ranji, Pondok Cabe, Pondok Aren, Pondok Hijau, dan Serua. Titik-titik tersebut merupakan wilayah langganan banjir setiap musim hujan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangsel Eddy A Malonda mengatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan perbaikan drainase. Menurut Eddy, banjir juga akibat minimnya daerah resapan. Ruang terbuka hijau sangat terbatas akibat tak seimbangnya pembangunan di wilayah tersebut.

Menurut Eddy, topografi wilayah Tangsel elevasinya menurun. Air mengalir dari selatan ke utara menuju wilayah Kota Tangerang. Air mengalir ke Sungai Cisadane, Angke, dan Pesanggrahan. ”Idealnya, Tangerang Selatan bebas banjir, tetapi kenyataannya Tangerang Selatan juga banjir,” kata Eddy. (PIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com