Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dehidrasi dan Kematian

Kompas.com - 29/10/2009, 03:55 WIB

Dehidrasi dapat mengakibatkan gangguan dalam fungsi otak, seperti konsentrasi dan kemampuan berpikir. Secara fisik dapat menurunkan stamina dan produktivitas melalui gangguan sakit kepala, lesu, lemas, kejang, hingga pingsan. Pada jangka panjang dehidrasi dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan terjadi batu ginjal.

Prof Dr Hardinsyah Ridwan, MS, Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB, yang hadir pada Kongres Nutrisi Internasional Ke-19 menyatakan, air sebenarnya merupakan bagian zat gizi dan sama pentingnya seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Namun, hal ini sering terlupakan. Kurangnya asupan air dapat menyebabkan gangguan fisik. Anak sekolah yang kurang asupan air akan mengalami penurunan kemampuan kognitif dan berisiko gangguan ginjal pada masa depan.

”Asupan air murni dengan sasaran volume urine 2 liter dapat mencegah kekambuhan batu saluran kemih. Asupan air murni volume besar, disertai tidak menahan keinginan untuk berkemih, merupakan salah satu cara untuk mencegah infeksi saluran kemih,” kata Dr dr Parlindungan Siregar, SpPD KGH dari Divisi Ginjal Hipertensi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangukusumo Jakarta.

Hasil penelitian The Indonesian Regional Hydration Study (Thirst) tahun 2008 yang dipimpin Prof Hardinsyah dipamerkan dalam Kongres Nutrisi Internasional di Bangkok. Penelitian di Jakarta Utara dan Lembang, Jawa Barat, ini menggunakan total sampel 400 orang. Kejadian dehidrasi 15-42 persen. Rata-rata 30 persen dehidrasi. ”Tiga dari 10 sampel mengalami dehidrasi,” kata Hardinsyah.

Penelitian tahun 2009 mengambil sampel 1.200 orang pada empat lokasi di Indonesia: DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, serta dikelompokkan pada dua wilayah ekologi, yaitu dataran rendah (Jakarta, Surabaya, dan Makassar) serta dataran tinggi (Lembang, Malang, dan Malino).

Sampel adalah remaja dan dewasa laki-laki dan perempuan dengan kriteria inklusi remaja 15-18 tahun dan dewasa 25-55 tahun. Hasil penelitian menunjukkan, jumlah remaja yang mengalami dehidrasi ringan lebih tinggi, yakni 49,5 persen, dibandingkan dewasa 42,5 persen.

”Penyebab utama masalah ini adalah rendahnya pengetahuan para subyek/sampel yang diteliti tentang fungsi air bagi tubuh, kebutuhan air minum, manfaat air minum bagi kesehatan, dan akses terhadap air minum. Subyek dewasa memiliki pengetahuan lebih baik dibandingkan subyek remaja,” tambahnya.

”Prize for Nutrition”

Di hadapan forum Kongres Nutrisi Internasional di Bangkok tersebut, Danone memberikan penghargaan 7th Danone International Prize for Nutrition kepada peneliti asal Belgia, Prof Johan Auwerx dari the Federal Polytechnic School of Lausanne, Swiss. Penghargaan itu mulai diberikan tahun 1997. Tahun 2005 diberikan kepada Prof David Barker dari University of Southampton, Inggris, dan tahun 2007 diberikan kepada Prof Jeffrey Friedman dari Rockefeller University, New York, AS.

Prof Johan Auwerx mendapat penghargaan atas penemuan soal mekanisme bahan gizi yang ”berkomunikasi” dengan sel-sel tubuh dengan cara sama dengan hormon-hormon tubuh, misalnya dengan melepas lemak tubuh. Penemuan ini membuka jalan bagi pencegahan baru dan strategi terapi melawan kegemukan dan penyakit-penyakit kardiometabolik, seperti diabetes tipe 2 dan hipertensi.

Prof Auwerx mengatakan, penelitiannya memerlukan waktu dan diharapkan ke depan bisa diaplikasi untuk pengembangan obat. Tidak hanya obat, ia juga memberi perhatian pada upaya pencegahan melalui nutrisi.

Ketika dikabari, penelitiannya memenangi penghargaan dan ia mendapat hadiah 120.000 euro, dia berencana melanjutkan studinya dengan dana tersebut.

”Hadiah itu akan membawa kami pada tahapan lebih lanjut, eksperimen in vivo (pada makhluk hidup) dan saya punya harapan besar untuk vitamin B3 yang dikenal manfaatnya untuk mengatasi obesitas,,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com