Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deteksi Dini demi Cegat Kanker Payudara

Kompas.com - 15/01/2010, 08:47 WIB

Layanan mamografi juga belum tersedia secara merata di semua daerah dan hanya di rumah sakit tertentu. Gambaran memprihatinkan itu disampaikan anggota DPRD DKI Jakarta, Wanda Hamidah. Pada awal masa kerjanya sebagai anggota DPRD, Wanda berkeliling mengunjungi enam rumah sakit umum daerah (RSUD) di Jakarta. Betapa terkejutnya dia ketika mengetahui rumah sakit selevel RSUD di kota besar seperti Jakarta tidak satu pun mempunyai alat mamografi yang beroperasi.

Walaupun kapasitasnya masih terbatas, sejumlah lembaga seperti Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta dan RS Kanker Dharmais mempunyai unit mamografi keliling. Unit tersebut umumnya memenuhi panggilan instansi, kantor, masuk kawasan perumahan, dan organisasi masyarakat yang ingin mengadakan pemeriksaan payudara massal. Selain itu, dengan bantuan donatur, terkadang diadakan pula pemeriksaan gratis.

Sutjipto mengatakan, kendala penanganan kanker payudara antara lain belum adanya program deteksi massal yang terorganisasi secara maksimal. Dia mencontohkan, di Jepang, misalnya, sudah ada sistem skrining yang terpadu dengan dinas kependudukannya.

”Begitu perempuan memasuki usia 40 tahun, mereka diberi pemberitahuan untuk skrining dan diberi voucer gratis pemeriksaan. Di Indonesia, jika tidak ada uang, setidaknya ada sistem peringatan itu ketimbang menghabiskan ratusan juta rupiah untuk mengobati kanker stadium lanjut,” ujarnya.

Seorang pasien Sutjipto mengeluarkan dana Rp 827 juta untuk penanganan kanker payudara stadium IV yang sudah menyebar ke lever dan paru-paru. Pasien itu bertahan, tetapi kualitas hidupnya sudah buruk sekali.

Sistem penanganan

Kepala Subdirektorat Penyakit Kanker Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Rini Noviani mengatakan, pihaknya tengah membuat model penanggulangan kanker secara komprehensif. Terdapat uji coba di enam puskesmas di enam provinsi.

Pencegahan primer dilakukan dengan mempromosikan gaya hidup sehat, sedangkan pencegahan sekunder berupa suatu rangkaian. Ketika pasien datang ke puskesmas, dilakukan konseling dan pemeriksaan payudara oleh petugas, yaitu bidan atau dokter puskesmas terlatih.

Jika terdapat benjolan, pasien dirujuk ke rumah sakit terdekat di kabupaten. Untuk program berkelanjutan, sedang diupayakan sarana USG di rumah sakit tingkat kabupaten. USG berguna untuk mendeteksi adanya batasan-batasan tumor yang akan sangat bermanfaat dalam pembedahan.

Guna memperluas jangkauan mamografi, diupayakan unit keliling. ”Karena keterbatasan dana, akan diusahakan setidaknya satu regional, sekitar empat kabupaten, terdapat satu unit mamografi dan USG diikuti dengan pelatihan bagi dokter radiologi. Setidaknya di satu kawasan terdapat pusat mamografi,” ujar Rini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com