Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seks Sejak Dini Memicu Kanker Serviks

Kompas.com - 19/01/2010, 14:57 WIB

KOMPAS.com - Seperti dilaporkan Kompas.com Senin (18/1/2010) lalu, survei yang dilakukan BKKBN tahun 2008 menyebut 63 persen remaja di beberapa kota besar di Indonesia telah melakukan seks pra nikah. Dua tahun sebelumnya, survei yang dilakukan Annisa Foundation menemukan bahwa 42,3 persen remaja SMP dan SMA di Cianjur, Jawa Barat, pernah berhubungan seks.

Survei yang dilakukan belakangan ini terhadap sejumlah remaja perempuan juga membuktikan bahwa seks di antara mereka dilakukan tanpa paksaan, dan didasari atas suka sama suka.

''Mereka tidak sadar akan konsekuensi seks di usia muda. Saat usia belasan tahun, rahim masih amat rentan dengan berbagai virus dan kuman. Sehingga human papilloma virus (HPV) yang merupakan cikal bakal kanker serviks bisa masuk dan menyerang mereka,'' papar dr Boy Abidin SpOG, dalam peluncuran kampanye I Know di Club XXI Djakarta Theatre, Senin (18/1/2010) lalu.

Saat ini para remaja putri ini mungkin belum menyadari akibat dari perilaku seks tersebut. Yang mereka khawatirkan mungkin hanya bahwa mereka tidak hamil. Tetapi yang lebih penting diketahui adalah bahwa virus HPV tersebut mungkin akan menjadi kanker 10-20 tahun mendatang. Itulah mengapa kanker serviks bisa terjadi di usia yang amat muda.

''Kalau mereka hamil, konsekuensinya akan berbeda. Mereka mungkin melakukan aborsi. Tetapi ini juga ada akibatnya,'' imbuh dokter yang berpraktek di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading itu.

Aborsi diibaratkan pohon kecil yang dicabut dari tanah tempat tumbuh. Bisa Anda bayangkan apa yang terjadi saat pohon itu dicabut, seperti apa tanah di sekitarnya. Dr Boy mengumpamakan rahim itu adalah tanah.

"Ketika perempuan itu menikah dan ingin hamil, akan sangat sulit, dan bukan tidak mungkin terjadi kemandulan,'' papar Dr Boy. Rahim, menurutnya, sudah cukup kuat untuk menampung bayi pada usia minimal 20 tahun.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com