Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sekolah, Anak-anak Bukan untuk Diuji...

Kompas.com - 25/01/2010, 10:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagai sebuah bentuk evaluasi, assessment atau ujian mutlak diperlukan. Hanya saja, ada tolok ukur dan standar yang benar-benar perlu disiapkan untuk memberikan ujian kepada anak.

Demikian terungkap dalam materi seminar yang disampaikan Managing Director Sekolah High/Scope Indonesia (SHI) Antarina SF Amir  di Open House SHI: "Changing, So Why Choose a School That Hasn't Changed?" di SHI TB Simatupang, Sabtu (23/1/2010).

"Setelah diuji lalu apa, lalu kalau diuji si anak ternyata tidak bisa bagaimana?" ujarnya.

Anak-anak didik datang ke sekolah bukan untuk dites dan diuji semata dalam bentuk nilai atau angka-angka, seperti saat ini yang terjadi pada ujian nasional (UN). Anak didik, ujarnya, adalah subyek pendidikan yang justru harus mengetahui learning goals (tujuan pembelajaran) sesungguhnya atas semua yang pernah dipelajari dan diterimanya di sekolah.

Untuk itu, ujian bagi anak didik tidak cukup hanya berpegang pada satu sisi, yaitu kemampuan akademik mereka yang hanya dibuktikan dengan angka-angka. Antarina mengatakan, bahwa kewajiban pendidik memberikan ujian kepada anak didiknya harus didasarkan pada dua hal, yaitu kemampuan analisa dan soft skills.

"Apakah anak didik sudah mampu menganalisis setiap materi yang diberikan oleh si guru dan apakah dia bisa menceritakan kembali berdasarkan kemampuan analisanya tentang materi itu kepada orang lain, baik itu temannya maupun gurunya, itulah yang harusnya diujikan," kata Antarina. 

Dia menambahkan, dengan cara itulah evaluasi kemampuan anak didik lebih bisa dipertanggungjawabkan, baik kepada sekolah, orangtua murid, maupun anak didik itu sendiri. Siswa tidak perlu membohongi diri sendiri dengan berbuat curang atas nilai-nilai yang pantas diraihnya. Pendidik pun bisa mengerti sejauh mana anak didiknya menyerap materi. 

"Orangtua pun tidak perlu risau akan kemampuan anaknya, apalagi sampai harus memberi tekanan mental hingga si anak dianggap telah berprestasi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com