Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adji, dari Studio Menjelma Perusahaan Iklan Terkemuka

Kompas.com - 11/02/2010, 11:02 WIB

KOMPAS.com — Bagaimana membalik citra produk rokok yang identik dengan gaya kampungan, murah, dan ketua-tuaan bisa menjadi tren anak muda? Maka, tengoklah iklan Djarum Coklat yang menggandeng penyayi Padi, Nugie, dan Gigi yang tampil dengan jingle-nya yang akrab di telinga.

Atau lihat pula iklan Jamu Tolak Angin yang muncul dengan tagline-nya 'Orang pintar minum Tolak Angin', telah meninggalkan jauh-jauh kesan sebagai produk pinggiran. Di balik iklan-iklan itu, ada PT Dwi Sapta Pratama yang dinahkodai oleh Aloysius Adji Watono yang sukses membalik citra produk-produk tersebut. 

Mestinya, iklan-iklan buatan Adji sudah akrab bagi pemirsa televisi. Sebut saja, Djarum Coklat, Vegeta, Mixagrip, Tolak Angin, Adem Sari, Twister, dan masih banyak iklan televisi lainnya yang berhasil ditelurkan oleh pria kelahiran Kudus, 60 tahun lalu ini. Hasilnya pun sangat maksimal dan iklan buatannya mendapat sambutan hangat di tengah masyarakat.

Namun, siapa sangka bahwa perusahaan agensi periklanan beromzet ratusan miliar rupiah ini dulunya hanya berupa studio fotografi. Saat itu, dengan bekal Rp 10 juta, Adji nekat mendirikan Studio 27 di kawasan Rawamangun, Jakarta, pada 1981. Alasannya, hanya lantaran dirinya hobi jepret-jepret dan memotret model yang cantik.

"Karena saya suka wong wedok ayu (cewek cantik). Karena saya senang motret-motret, terus ya tak buka aja Studio Foto 27," ujar Adjie saat ditemui Kompas.com di kantornya, di kawasan Kelapa Gading.

Awal berdiri, Dewi Fortuna seolah enggan datang lantaran order foto tak menghampiri setiap hari. Akhirnya, baru setahun kemudian order besar datang dari raksasa produk rokok nasional, PT Djarum, yang memberikan order pemotretan foto-foto produk untuk iklan, brosur, dan company profile.

Hasil foto yang bagus ternyata memberikan kepuasan terhadap Djarum hingga akhirnya produsen rokok ini tak lagi sekadar meminta jasa foto untuk brosur, tetapi juga order untuk membuat stiker, umbul-umbul, serta sejumlah spanduk promosi.

Usahanya terus berkembang dan Adji pun mulai mengembangkan sayapnya. Tahun 1985 dia mulai mendirikan perusahaan screen printing, PT Intan Gading Kencana Persada atau yang akrab di sebut In Ad karena semakin banyaknya permintaan pembuatan spanduk serta bentuk iklan untuk media cetak lainnya.

Dari situlah Adji terus berekspansi dan mendirikan PT DSP sebagai full service advertising agency pada tahun 1989 ."Waktu itu, dunia pertelevisian nasional melahirkan RCTI dan saya melihat ada peluang lain yang lebih terbuka. Kemudian, tak hanya menggeluti below the line, namun saya nekat untuk merambah above the line lewat pembuatan TV komersial," ungkap alumnus SMP Pangudi Luhur Ambarawa itu.

Pada tahun yang sama, Adji memutuskan untuk pindah kantor dari kawasan Rawamangun ke kawasan Kelapa Gading.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com