Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kursus Frozen Yogurt Cara Tradisional

Kompas.com - 22/02/2010, 13:55 WIB

KOMPAS.com - Frozen yogurt alias froyo, mendadak jadi primadona. Bagi Anda yang tertarik namun belum memiliki kemampuan mengolah froyo, sekarang tersedia tempat kursus khusus froyo.

Bagi Yudi Wayan Roosdian (30), keterlibatannya mengelola kursus froyo dimulai dari ketidaksengajaan. Kegiatan kursus froyo ini diawalinya sejak Januari 2009. Siapa menyangka, kursus kecil-kecilan yang digelar Yudi ternyata menarik minat banyak pihak. Pengusaha yogurt ini pun lantas melebarkan sayap usahanya dengan mengadakan kegiatan kursus yang lebih besar. Pada Juni 2009, Yudi pun menggandeng Ganesha Enterpreneur Club.

Dengan gaya marketing sederhana, yakni menyebarkan brosur-brosur ke banyak tempat, Yudi mulai menggaet banyak peserta kursus yogurt. Kebetulan, latar belakang pendidikannya dari jurusan Biologi ITB dengan spesifikasi mikrobiologi makanan. Salah satu penelitian Yudi pun tentang bakteri yogurt.

Secara tak sengaja, salah seorang peserta kursus yogurt nyeletuk agar Yudi mengajarkan teknik pembuatan froyo. “Tak lama setelah itu kami pun mencoba menggelar kursus baru, membuat froyo. Peserta pertamanya hanya enam orang,” tutur Yudi. Karena latar belakang pendidikannya juga, Yudi tak menemui banyak kesulitan untuk mengajarkan teknik membuat froyo.

“Yogurt kalau dibekukan keras seperti batu, tapi kalau disimpan di kulkas kurang awet. Jadi saya mencari cara supaya yogurt bisa diawetkan sekaligus tidak keras walaupun disimpan di freezer,” jelasnya.

Dengan menggunakan emulsifier, stabilizer, dan bereksperimen dengan kecepatan dan lama waktu mengaduk, Yudi menemukan formulanya. “Waktu itu akhir 2008, froyo sudah mulai bermunculan tapi saya belum menggunakan istilah frozen yogurt. Saya menyebutnya es krim yogurt saja”.

Awalnya ia sempat ragu untuk mengajarkan cara membuat frozen yogurt. “Hasilnya memang tidak seperti froyo pabrikan yang banyak dijual di mal karena ini memakai cara tradisional. Tapi kualitasnya mendekati, kok. Dan setelah murid-murid saya mencoba hasilnya, mereka bilang rasanya enak,” papar Yudi.

Modal tiga juta
Karena metode yang diajarkan sangat sederhana, Yudi pun tak membandrol harga yang tinggi untuk program kursusnya. Untuk sekali pertemuan, peserta hanya perlu membayar Rp 500 ribu, yang sudah termasuk fasilitas peralatan, bibit yogurt, emulsifier, essence, dan konsultasi gratis selama tiga bulan pasca pelatihan. “Kalau sudah ikut kursus membuat yogurt sebelumnya, hanya perlu membayar Rp 300, atau paket kursus yogurt dan frozen yogurt totalnya Rp 600 ribu”.

Untuk dapat menguasai teknik dasar membuat froyo secara sederhana ini, peserta pun hanya perlu mengikuti sekali pelatihan. Tahap berikutnya hanya perlu berkonsultasi saja. Peralatan yang digunakan Yudi pun adalah peralatan membuat kue sederhana yang terdapat di dapur seperti panci, mixer, lemari es, toples plastik, termometer, kompor, dan inkubator dari bahan stereofoam yang bisa diganti dengan termos nasi.

Karena peralatan yang digunakan tergolong sederhana, menurut Yudi, berbisnis froyo bisa menjadi bisnis yang menguntungkan, mudah, dan nyaris tak beresiko. Yudi memaparkan, modal untuk memulai bisnis rumahan froyo tak lebih dari Rp 5 juta. “Itu sudah termasuk lemari es. Saya sarankan, (beli) lemari es tersendiri agar tidak tercampur dengan sayur-sayuran,” ujarnya. Jumlah itu pun bisa berkurang kalau peralatan yang dibutuhkan sudah tersedia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com