Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ia Si Mr Right, tapi Ia Sudah Berpasangan

Kompas.com - 10/03/2010, 10:26 WIB

KOMPAS.com — Anda atau teman Anda mungkin pernah mengalami kejadian seperti ini. Menjalin hubungan cinta yang sangat menyenangkan dan indah dengan seorang pria yang penuh pengertian dan partner diskusi yang asyik. Dengan kata lain, dia adalah segalanya. Dia memenuhi kriteria Anda dari A sampai Z. Namun, ada satu masalah. Waktu. Seharusnya dia tidak datang ke dalam hidup Anda saat ini. Semestinya cinta Anda bersemi beberapa tahun lalu ketika Anda dan dia sama-sama masih berstatus lajang. Ah, andaikan punya mesin waktu, ingin rasanya kembali ke masa lalu.

Bisa berubah
Ah, jangan menyesali diri dan menyalahkan waktu, dong. Waktu memang tidak bisa diputar. Pernahkah terlintas di kepala Anda bahwa tiga atau lima tahun lalu, mungkin Anda tidak akan tertarik kepadanya. Dia lewat di depan Anda pun bisa jadi Anda tidak akan menoleh kepadanya. Karena saat itu, kualitas yang dia miliki belum memenuhi kualifikasi Anda. Atau standar Anda tentang pria impian belum setinggi sekarang. Kalau dulu kriteria pria idaman Anda hanya yang jago main musik, kini ada kebutuhan lain yang mesti dipenuhi si pria idaman. Dia mesti bisa diajak diskusi, pengertian, punya kehidupan mapan, dan ngemong.

Dia menjelma menjadi pria yang Anda inginkan sekarang pun karena telah mengalami berbagai macam proses. Dari anak-anak, berproses menjadi remaja, kemudian bermetamorfosis lagi menjadi pria dewasa, dan seterusnya. Nilai-nilai hidupnya, karakternya, wawasan, semuanya berubah. Lingkungan, termasuk orang-orang terdekat, sangat memengaruhi proses ini. Teman, pergaulan, lingkungan, bahkan istrinya, pun memberikan andil yang besar.

Satu hal lagi, apabila hari ini dia menjadi pria idaman Anda, belum tentu lima tahun kemudian dia masih menyandang titel Mr Right bagi Anda. Bahkan, tak perlu menunggu lima tahun, dalam waktu seminggu pun ada kemungkinan dia tercoret dari daftar Mr Right. Tak ada satu hal pun yang pasti di dunia ini. Semua bisa berubah, termasuk si dia.

Jangan terbuai
soulmate
Bagaimana jika Anda beranggapan bahwa dia adalah belahan jiwa? Ah, jangan terburu-buru mengambil kesimpulan bahwa pria itu adalah belahan jiwa Anda, pasangan sejati, atau cinta mati sehingga perlu diperjuangkan mati-matian. Para pakar mengatakan bahwa belahan jiwa, pasangan sejati, atau apa pun namanya, bisa lebih dari satu. Dan, belahan jiwa bisa berbeda dari waktu ke waktu seiring dengan pertambahan usia dan perkembangan pola pikir Anda.

Kalau pada masa kanak-kanak belahan jiwa adalah sahabat akrab yang ke mana-mana selalu bersama, ketika dewasa, belahan jiwa yang kita cari pasti melibatkan perasaan spesial terhadap lawan jenis. Itu pun bisa beda kriterianya dari waktu ke waktu, bergantung pada pengalaman emosi dan apa yang menjadi kebutuhan Anda saat itu. Karena itu, tak perlu terlalu ngoyo ingin mendapatkan Mr Right dengan cara merebutnya dari orang lain. Pada masa depan, boleh jadi Anda akan bertemu dengan kandidat Mr Right lain dalam situasi yang lebih nyaman.

(Ika Nurul Syifaa/Majalah Chic)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com