Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanker Payudara Saat Kehamilan, Kenali Risikonya!

Kompas.com - 25/03/2010, 07:49 WIB

KOMPAS.com - Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat kehamilan berlangsung dan setelah melahirkan, yakni sekitar 1 dari 3.000 kehamilan. Sekitar 3 persen dari seluruh kasus kanker payudara didapatkan pada saat kehamilan. Rata-rata usia  pasien yang didiagnosis kanker payudara karena kehamilan adalah sekitar 32-38 tahun.

Seiring perkembangan zaman, makin banyak perempuan yang memutuskan untuk menunda mempunyai anak. Oleh karena risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia perempuan, maka bisa terjadi peningkatan kasus di masa yang akan datang.

Sebagai gambaran, kanker payudara merupakan kanker yang umum dialami perempuan Kanada. Seperempat dari kasus yang ada didiagnosis pada saat periode premenopause. Jika pada usia 25  kanker payudara didapatkan pada 1/20.000 wanita, maka angka ini meningkat menjadi 1/1.000 pada dekade ketiga, 1/500 pada dekade keempat, dan 1/300 pada dekade kelima. Sebagian besar publikasi kasus kanker payudara pada kehamilan melaporkan prevalensi sebesar 3 per 10.000 kehamilan.

Hingga sekarang, Indonesia belum memiliki badan atau institusi registrasi kanker seperti di negara maju. Yang kita miliki adalah registrasi patologi kanker yang dijalankan oleh Asosiasi Patologi Anatomi Indonesia berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Indonesia. Dikarenakan Indonesia belum memiliki registrasi kanker yang baik, Departemen Kesehatan mengasumsikan bahwa insiden kanker adalah 100 per 100.000 individu.

Kanker payudara menempati urutan kedua setelah kanker serviks di Indonesia. Hampir semua laporan menyatakan bahwa tingkat keberhasilan hidup lebih rendah pada kanker payudara akibat kehamilan. Akan tetapi, ketika pasien dengan kanker payudara akibat kehamilan dievaluasi dengan kontrol yang tidak hamil, ternyata angka bertahan hidup tidak berbeda, setidaknya untuk stadium awal.

Secara umum, kanker payudara akibat kehamilan memberi gambaran prognosis yang lebih buruk karena biasanya dikaitkan dengan gambaran penyakit dengan stadium yang sudah lanjut saat diketahui.

Yang belum diketahui apakah hal ini terjadi karena kehamilan sehingga menyebabkan bertambah agresifnya pertumbuhan sel kanker, atau karena keterlambatan diagnosis akibat perubahan payudara saat kehamilan yang menyebabkan diagnosis menjadi sukar ditegakkan ataukah kombinasi dari keduanya.

Sebuah studi populasi yang dilakukan di negara barat memberikan hasil yang tak konsisten antara laktasi dan risiko kanker payudara. Akan tetapi, studi-studi yang dilakukan di Cina dan Jepang dimana terdapat prevalensi yang tinggi terhadap laktasi lama, membuktikan bahwa risiko kanker payudara berkurang jika melakukan laktasi selama 1,5 hingga 2 tahun.

Siapa saja yang berisiko ?

Setiap perempuan mengalami perubahan hormon dalam hidupnya akibat berbagai hal. Perubahan hormon ini dapat menyebabkan perubahan pada payudara. Perubahan hormon yang terjadi saat kehamilan mungkin dapat mempengaruhi risiko kanker payudara di masa mendatang.

Berikut ini adalah beberapa faktor akibat kehamilan yang diketahui mengurangi dan meningkatkan risiko kanker payudara di masa yang akan datang:

1. Semakin muda usia seorang perempuan saat melahirkan anak pertamanya, semakin rendah risiko mengidap kanker payudara selama hidupnya. Ini berlaku bagi para wanita yang memiliki anak sebelum usia 20 tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com