Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diet Efektif untuk Usia 20-an dan 30-an

Kompas.com - 09/04/2010, 16:23 WIB

KOMPAS.com - Ketika masih berusia 20 tahunan, berat badan Anda sering naik-turun dengan cepat. Ketika merasa sudah gemuk, Anda buru-buru berdiet. Saat sudah langsing, Anda kembali memuaskan diri dengan makan makanan enak.

Saat memasuki usia 30 tahunan, kebiasaan ini tak lagi mudah dilakukan. Karena pada dasarnya, apa yang mudah dilakukan saat usia 20 tahunan, belum tentu efektif saat Anda berusia 30 tahun, 40 tahun, dan seterusnya. Anda ingin tahu, apa yang kira-kira akan efektif menurunkan berat badan Anda pada usia 20 dan 30 tahunan?

Usia 20-an
"Tubuh Anda sedang dalam 'mode' membangun," tutur Ashley Koff, ahli diet di Los Angeles. Menerapkan pola makan seimbang akan membuat berat sehat Anda terjaga, dan memperbaiki kesehatan.

Tinggalkan kebiasaan semasa kuliah. Makan baru pada pukul 15.00 jangan dijadikan kebiasaan jika Anda berniat menurunkan berat badan. "Makan tiap tiga atau empat jam justru akan memelihara efisiensi metabolik secara optimal," terang Stephen Gullo, presiden Center for Health and Weight Sciences di New York.

Membeli makanan via drive-through juga perlu dikurangi. Dengan begitu Anda akan mengurangi garam, gula, dan bahan pengawet ketika Anda.

Pilih makanan untuk energi. Roti memang praktis dimakan kala Anda tergesa-gesa. Namun roti putih, atau jenis karbohidrat murni lainnya, akan dicerna dengan cepat, menyebabkan gula darah tidak stabil, ungkap Joy Bauer, pakar gizi dari New York dan penulis buku Slim & Scrumptious.

Ia menyarankan gandum utuh yang dikombinasikan dengan protein untuk sarapan, karena protein memperlambat tingkat penyerapan karbohidrat. Agar energi tetap terjaga sepanjang hari, makanlah sayuran hijau seperti brokoli, bayam, atau jus sayuran hijau. "Jenis makanan ini memiliki komponen energi yang hebat," kata Koff.

Hindari kafein. Saat butuh tenaga begadang, Anda mungkin akan menenggak energy drink. Minuman seperti ini pada dasarnya mengandung kafein, padahal kafein menyebabkan tubuh membuang kalsium. Kalsium sendiri dibutuhkan untuk kekuatan tulang. Karena itu, Koff menyarankan untuk mengurangi seluruh minuman yang mengandung kafein, dan menggantinya dengan teh.

Hati-hati dengan asupan alkohol. Jauhkan minuman yang mengandung gula yang tinggi, dan minumlah wine, light beer, atau liquor yang dicampur dengan club soda dalam takaran secukupnya. Pastikan untuk memenuhi kebutuhan cairan hanya dengan air putih, dan sayuran atau buah-buahan yang kadar airnya tinggi. Air kelapa yang kaya potassium dan alpukat juga disarankan.

Usia 30-an
Memasuki usia 30-an, Anda akan mengamati pengaruh penuaan pada tubuh Anda. "Begitu metabolisme Anda melambat, Anda mulai merasa kesulitan menurunkan atau menjaga berat badan," kata Dr Mehmet Oz, wakil ketua departemen bedah di Columbia University, New York.

Hindari sindrom ibu-ibu. Artinya, Anda menyediakan diri sebagai "tempat sampah" untuk segala makanan anak yang tersisa, atau sebaliknya, melewatkan waktu makan karena kebutuhan ini kita harus dinomorduakan. Bila Anda memang merasa tak akan sempat makan, setidaknya bawalah makanan ringan ke dalam tas supaya Anda bisa memakannya di sela-sela aktivitas Anda.

Tingkatkan energi. Ketika Anda merasa sulit membagi waktu antara anak, pekerjaan, dan kehidupan sosial, mengonsumsi karbohidrat berkualitas dan protein akan memperpanjang pengaruh energi, jelas Bauer. Anda bisa memasukkan edamame, kacang merah, dan kacang panjang ke dalam menu makanan Anda.

Kembalikan gizi yang hilang. Selama hamil, simpanan nutrisi Anda habis. Karena itu Anda perlu menyimpan kembali lemak sehat yang bergizi, seperti kacang almond, minyak biji flaxseed, zaitun, dan selai kacang.

Dongkrak metabolisme Anda. Menurut Dr Oz, ketika Anda kesulitan menurunkan bobot yang berlebih, ada beberapa trik yang bisa Anda lakukan. "Makan sesendok rajangan cabai merah atau cabai hijau dapat mendongkrak sementara metabolisme Anda hingga 23 persen. Teh hijau juga mampu meningkatkan metabolisme selama beberapa jam," katanya.

Ikan, yang merupakan sumber protein yang baik, akan membakar kalori dua kali lebih banyak daripada jika Anda mengonsumsi lemak atau karbohidrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com