Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hal Tersulit dalam Pernikahan

Kompas.com - 26/04/2010, 18:46 WIB

KOMPAS.com - Tahukah Anda, mengapa banyak sekali pasangan yang bercerai menyalahkan kurangnya komunikasi sebagai penyebab perpisahan mereka? Apa sulitnya berbicara? Bukankah berbicara adalah aktivitas yang sudah kita lakukan sejak kita masih pacaran?

Namun, berkomunikasi ternyata tak semudah yang Anda bayangkan. Ketika suami mulai sering pulang malam, dan Anda merasa begitu takut untuk menanyakan kemana ia pergi, artinya ada hambatan komunikasi dalam hubungan Anda. Sayangnya, hal ini sering tak disadari oleh kebanyakan pasangan.

Di luar masalah komunikasi, ternyata ada tiga hal lain yang dianggap paling menantang dalam suatu perkawinan. Keempat hal ini terungkap dalam jajak pendapat yang digelar oleh situs SheKnows, dimana ribuan wanita mengikutinya. Untuk Anda yang sedang merencanakan pernikahan atau baru memasukinya, hal-hal ini bisa menjadi bahan renungan.

1. Sebanyak 36 persen pembaca mengatakan bahwa bagian tersulit dalam pernikahan adalah: berbicara dengan pasangan Anda. Statistik bahkan menunjukkan bahwa kurangnya komunikasi merupakan salah satu penyebab utama perceraian di Amerika (mungkin juga di Indonesia).

Menurut Dr John Gray, penulis Men are From Mars, Women are From Venus, perbedaan dalam gaya komunikasi bisa dikaitkan dengan perbedaan struktural dalam otak pria dan wanita. Otak pria lebih besar dalam segi ukuran, sedangkan otak wanita memiliki lebih banyak jalur saraf.  Pria cenderung menggunakan otak kirinya, yang menunjukkan fokus pada logika dan pemecahan masalah. Perempuan menggunakan kedua sisi otaknya, dan itu sebabnya mengapa kita bisa menghubungkan emosi dengan bahasa dan logika.

Jurnal Psychological Review terbitan Juli 2000 mengungkapkan bahwa pria dan wanita secara biologis mengatasi stres dengan cara berbeda. Perempuan cenderung mencari penghiburan dari rekan-rekan perempuannya. Kita butuh mengungkapkan rasa takut, dan perhatian dari sesama kita ternyata mampu menurunkan hormon stres kita.

Sebaliknya, pria lebih memilih "ngumpet", atau menghilang dari peredaran. Mereka akan berusaha menghindar ketika Anda mulai mengatakan, "Kita harus bicara...", karena hal itu berarti mereka harus mengungkapkan perasaan. Dan inilah ketakutan mereka yang terbesar. Pilihan mereka hanya melawan (dengan sikap yang cenderung defensif), atau menghilang.

Mampukah kini Anda melihat perbedaannya? Curhat dengan teman membuat Anda tenang; bagi pria, hal itu justru membuat jengkel. Ketika Anda kesal karena suami selalu melemparkan handuk yang baru dipakai ke atas tempat tidur, tak usah berteriak, "Kamu itu jangan enaknya sendiri! Masa harus aku terus sih, yang... bla, bla, bla...." Akan lebih mengurangi masalah bila Anda mengatakan, "Sayang, tolong gantungin handuk di jemuran dong?"

2. Dalam hubungan harus ada rasa saling percaya. Ironisnya, mempercayai pasangan adalah problem kedua yang dialami rata-rata pasangan (24 persen dari pasangan yang disurvei mengakui hal tersebut). Menurut penelitian, sejak 1 April lalu, hampir 37 persen perempuan merasa curiga terhadap keberadaan pasangannya. Tepatnya sejak berita perselingkuhan Tiger Woods ramai diperbincangkan.

Terlepas dari apa yang dilakukan pasangan, Anda perlu mengetahui bahwa kurangnya kepercayaan bisa merusak hubungan Anda. "Hal ini bisa memisahkan keluarga, dan merupakan penghambat besar untuk pemulihannya," kata Dr Neil Cannon, seorang terapis seks.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com