Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 "Dosa" Anak Baru di Kantor

Kompas.com - 06/05/2010, 15:02 WIB

KOMPAS.com - Memasuki kantor baru sudah menakutkan dan seringkali timbul kebingungan. Sehingga, tak sedikit anak baru yang mencoba melakukan "jurus menghilangkan diri" di mata rekan-rekan kerja barunya. Itu adalah 1 dari 7 kesalahan umum yang dilakukan oleh anak baru. Apa saja kesalahan-kesalahan lainnya?

1. Mengabaikan kultur
"Perusahaan kami menanyakan 250 praktisi iklan dan marketing executive mengenai apa tantanan terbesar ketika memulai pekerjaan baru. Sebanyak 4 dari 10 responden menjawab, mencoba memperkirakan kultur perusahaanlah yang terberat," terang Donna Farrugia, direktur eksekutif dari CreativeGroup.com. Seberapa banyak Anda harus bersosialisasi? Apakah rekan-rekan kerja membiasakan kultur untuk menggunakan telepon untuk berkomunikasi, atau email, atau tatap muka? Menggunakan sepatu kerja atau sepatu santai? Banyak aspek dalam kultur perusahaan yang tak terlalu kentara dan mudah terabaikan. Supaya Anda bisa lebih membaur, cobalah mengobservasi. Datang 30 menit lebih awal dan pulang sedikit lebih dari waktunya untuk memerhatikan bagaimana tingkah laku orang-orang di sana; kapan mereka mengambil kopi, ke mana mereka makan siang, bagaimana mereka mengakhiri hari.

2. Arogan
Ada kalanya, ketika seseorang diterima bekerja atau mungkin diajak bergabung oleh perusahaan (alias dibajak dari perusahaan lain), kecenderungan yang bisa terjadi adalah si anak baru ini merasa jumawa atau besar kepala. Tak heran ketika ini terjadi, ia akan memilih untuk membuat orang-orang bekerja sesuai dengan pemikirannya, karena merasa caranyalah yang paling benar. Hindari bersikap seperti ini. Ambil waktu untuk mengerti cara kerja tempat baru tersebut. Dengarkan dan pelajari sistem yang berjalan.

3. Bersembunyi
Kebalikan dari orang yang jumawa, adalah orang yang penakut. Orang yang malas cenderung menyibukkan diri dengan pekerjaannya sendiri dan terlihat seperti menutup diri. Cobalah untuk membangun hubungan sejak hari pertama. Ambil waktu untuk membangun jejaring dengan kolega Anda. Caranya, bisa dengan membangun komunikasi informal atau mempelajari apa yang dilakukan oleh orang lain dan pelajari bagaimana hal tersebut memengaruhi Anda. Adalah hal yang baik untuk mencoba memelajari kultur perusahaan.

4. Tidak mengerti ekspektasi
Ketika Anda tak tahu apa yang diharapkan dari Anda, akan sulit untuk menentukan jalan yang bisa ditempuh. Temui manager Anda untuk mendiskusikan tanggung jawab dari posisi Anda dan bagaimana kesuksesan bisa dinilai. Apa saja prioritasnya? Bagaimana cara menyediakan perkembangan proyek? Juga bagaimana performa Anda dinilai?

5. Menolak untuk mengakui kesalahan
Setiap orang melakukan kesalahan, apalagi anak baru. Namun jangan berpikir bahwa dengan melakukan kesalahan sebagai anak baru, tak akan ada yang melihatnya kalau Anda tak mengakuinya. Justru itulah kesalahan Anda, dengan tidak mengakui bahwa Anda telah melakukan kesalahan. Pelajari kesalahan Anda, koreksi, dan maju.

6. Mengimplementasikan hal baru tanpa perhitungan

Adalah hal yang lumrah ketika orang baru mencoba memperbaiki suatu hal yang baru di perusahaan tempat ia baru bergabung. Namun, sebaiknya berhati-hati jika Anda berusaha menerapkan sesuatu yang baru, padahal Anda belum paham benar apa yang sudah berjalan di tempat itu selama ini. Ketahuilah proses yang sudah dan tengah berlangsung di tempat baru tersebut, dan pelajari agar Anda bisa memerhitungkan apa saja yang perlu diperbaiki, dan mana yang bisa dipertahankan.

7. Tidak meminta feedback
Anda tak perlu menunggu 6 bulan atau setahun untuk mempelajari apakah apa yang Anda lakukan sudah benar atau belum. Menunggu sekian lama bisa membuat Anda, tim, juga perusahaan kehilangan waktu berharga, bahkan keluar jalur. Diskusikan apa saja yang sudah benar Anda lakukan, apakah Anda pernah melakukan kesalahan, lalu lakukan koreksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com