Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadilah Trendsetter, Bukan Follower

Kompas.com - 17/05/2010, 09:43 WIB

KOMPAS.com - Peluang wirausaha terbuka lebar asalkan pebisnis jeli mencermati peluang. Hanya saja, pebisnis pemula kerapkali tergiur dengan bisnis yang sudah eksis, populer dan dilihat banyak orang lebih menguntungkan. Akhirnya pemula bersaing dengan pebisnis lama, dan usahanya pun tak berusia panjang.

Akademisi pendiri School for Entrepreneurs, Prof Rhenald Kasali PhD menegaskan mindset sebagai follower harus diubah. Pebisnis, katanya lagi, perlu memiliki pola pikir menciptakan pasar masa depan.

"Peluang bisnis yang bagus adalah yang tidak dilihat oleh orang lain. Ketika suatu bisnis diberitakan bagus, maka jangan lakukan bisnis yang sama," jelas Rhenald di sela Seminar Wanita Wirausaha BNI & Femina beberapa waktu lalu.

Penggagas Rumah Perubahan di kawasan Jatimurni Bekasi ini menjelaskan, menjalankan bisnis yang sama hanya akan menjadikan produk sebagai komoditi. Kemudian yang akan terjadi adalah persaingan harga.

Jika semua orang melihat peluang yang sama, lalu memutuskan menjalankan usaha yang sama maka akan terjadi over supply, kata Rhenald.

"Jika terjadi over supply, pebisnis akan bermain harga dan akibatnya harga jatuh," jelas Rhenald.

Menurut Rhenald, pebisnis perlu mencari diferensiasi untuk menangkap peluang bisnis yang bagus. Caranya, pebisnis perlu jeli melihat masalah.

"Pebisnis perlu memiliki multi perspektif. Meyakini bahwa di mana ada problem pasti ada solusi," tutur Rhenald, menegaskan, sebuah masalah bisa melahirkan ide peluang bisnis. Artinya, bisnis yang dikelola menjadi solusi dari masalah.

Dengan cara ini, pebisnis bukan lagi menjadi follower. Pebisnis perlu menggali masalah, mencipta trensetter bisnis baru, sebagai solusi dari masalah tersebut.

 
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com