Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daun Jambu Biji, Cegah Perdarahan DBD

Kompas.com - 26/06/2010, 08:20 WIB

Kompas.com -  Demam berdarah yang ditularkan lewat nyamuk aedes aegypti ini memang disebabkan oleh virus. Dan, penyakit yang disebabkan oleh virus biasanya akan sembuh dengan sendirinya, setelah masa kritisnya lewat.

Namun, mengobati penyakit yang bisa berujung pada kematian ini tentu tidak bisa sembarangan. Diperlukan penanganan yang tepat agar bisa sembuh, meski demam berdarah memang bisa disembuhkan dengan bahan-bahan alami alias herbal. Oleh karena itu, menurut Dr. Amarullah H. Siregar DIHom, DNMed, MSc, PhD dari Klinik Bio RX, sebelum mengobatinya, kita harus tahu lebih dulu mekanisme penyakit ini.

Karena sistem kekebalan tubuh juga diserang, sistem antibodi ini juga perlu dibereskan. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan alam atau mengonsumsi jus. “Kalau hanya dengan jus sudah bagus, boleh-boleh saja. Tapi, kalau belum, bisa digunakan bahan-bahan alam yang lebih spesifik. Yang lebih penting dari itu adalah mengantisipasi terjadinya perdarahan,” lanjut dokter naturopati ini.

Bagaimana cara mencegah perdarahan? Berdasarkan hasil riset, daun jambu biji adalah bahan yang paling bagus untuk menaikkan trombosit, sehingga perdarahan bisa dihindari. “Menurut penelitian, memberikan air rebusan jambu biji bisa menaikkan jumlah trombosit sampai 100.000/mm3 dalam tenggang waktu sekitar 16 jam,” papar dokter yang menempuh pendidikannya antara lain di Inggris ini.

Sedangkan penelitian pada kelompok penderita yang hanya mendapat infus dan tidak minum air rebusan daun jambu biji, trombosit baru naik setelah 33 jam. Padahal, titik rawan penyakit ini adalah 24 jam. “Kalau sudah begini, trombositnya harus segera dinaikkan,” tutur Amarullah. Memang, tuturnya, jumlah trombosit ini akan naik dengan sendirinya bila masa kritisnya sudah lewat. “Tapi masak mau menunggu sampai kritis dulu? Iya kalau selamat. Kalau enggak kan, repot.” 1 Lembar = 1 Kg

Untuk mendapatkan air rebusan daun jambu biji, menurut dokter berkacamata ini, cuci bersih lima lembar daun jambu biji, rebus dengan air sampai airnya tinggal sepertiga bagian. “Banyaknya air terserah saja, segelas boleh, sepanci juga boleh, asal direbus sampai jumlahnya tinggal sepertiga. Yang penting bukan jumlah airnya, melainkan daun jambu bijinya. Daun jambu biji merah maupun putih sama saja.”

Ia melanjutkan, daun jambu biji mengandung enzim quercetin yang berfungsi menghambat terbentuknya enzim mRNA yang ada di dalam virus. Oleh karena terhambat inilah, virus akan mati. “Jadi, selain memperbaiki trombosit, air rebusan ini juga membunuh virusnya, sekaligus menambah cairannya,” tegasnya. Bagaimana dengan jus jambu biji merah, yang selama ini dikenal sebagai obat demam berdarah?

“Boleh saja digunakan, tapi kandungan quercetin di dalam buah jambu biji ini lebih sedikit dibanding daunnya. Perbandingannya, 1 lembar daun jambu biji setara dengan 1 kg jambu biji,” jelas Amarullah. Kalau untuk air rebusan ini butuh 5 lembar daun, berarti penderita perlu mengonsumsi 5 kg jambu biji supaya setara. Untuk dosisnya, minumkan pada penderita sesering mungkin, misalnya 2-3 jam sekali.

Amarullah menambahkan, meski tidak semua penderita mengalami perdarahan, biasanya tubuh terasa remuk redam. Untuk mengatasinya, harus segera dibantu dengan antibodi yang cepat bekerja, agar tubuh segera bugar kembali. Apa antibodi yang paling bagus sekaligus membantu fungsi hati? “Antara lain temugiring dan meniran,” ujar dokter yang juga menjadi Ketua I Perhimpunan Dokter Praktisi Awet Sehat Indonesia (PERPASTI) ini.

Kalau terjadi demam dan badan linu-linu, bisa dicampur dengan adas atau kunyit. Dua bahan herbal ini bisa jadi pengganti bila temugiring dan meniran sulit ditemukan. Sebab, kunyit memiliki antiradang yang tinggi. Adas juga bagus untuk menghilangkan pegal-pegal, sehingga sirkulasi darah bisa segera lancar. Kalau perut terasa mual, bisa ditambahkan jahe merah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com