Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ketemu Jodoh, Sel Telur Dibekukan

Kompas.com - 29/06/2010, 07:29 WIB

KOMPAS.com — Berkeluarga dan memiliki anak masih jadi impian banyak wanita. Karena itu, ketika di akhir usia 30-an belum juga menemukan calon pendamping, tak sedikit wanita yang memutuskan untuk membekukan sel telur mereka.

Fenomena tersebut terjadi di Belgia. Hampir separuh perempuan yang disurvei mengatakan, mereka ingin membekukan sel telur mereka karena belum ada tanda-tanda bakal menikah di usia hampir 40 tahun. Rupanya, mereka sudah menyadari bahwa makin bertambah usia, kemungkinan untuk hamil akan berkurang.

Sementara itu, para mahasiswi di Inggris yang disurvei mengatakan, mereka juga ingin membekukan sel telur mereka supaya bisa lebih fokus mengejar karier dan menunda rencana berkeluarga.

Hal tersebut terungkap dalam konferensi European Society of Human Reproduction and Embryology. Pembekuan sel telur merupakan teknologi yang relatif baru, yang memungkinkan seorang wanita untuk menyimpan sel telur mereka sebelum melakukan program bayi tabung.

Pada umumnya, sel telur yang dibekukan baru dipakai setelah mereka berusia 43 tahun karena sebelum usia itu mereka dinilai masih sehat dan subur.

Tingkat keberhasilan transfer sel telur sangat ditentukan pada usia dan kondisi sel telur. Karena itu, banyak wanita yang memilih membekukan sel telur mereka di akhir usia 30-an. Untuk mendapatkan sel telur dengan mutu yang baik, terkadang dibutuhkan tiga kali siklus menstruasi. Biaya untuk pembekuan sel telur ini sekitar Rp 36 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com